Senin, 13 Juni 2016

Jurnal Lalu Lintas dan Alat Tes Psikologi

Confirmatory Factor Analysis Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Tingkat Menengah(TIKI-M)
Oleh:
Farida Ariani Rachmawati
Fitri Andriani
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Vol. 3, No. 1, April 2014
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas konstruk Tes Inteligensi Kolektip Indonesia tingkat Menengah (TIKI -M) dengan menggunakan confirmatory factor analysis .
TIKI-M merupakan tes inteligensi yang disusun pada tahun 1977 atas kerjasama Vrije Universiteit Belanda dan Universitas Padjadjaran. Data subyek yang terkumpul berjumlah 377 orang, subjek yang digunakan adalah siswa kelas 3 S MP hingga kelas 2 SMA.
Confirmatory factor analysis dilakukan untuk menguji melihat apakah subtes-subtes TIKI-M mendukung faktor-faktor inteligensi yang diukur. Hasil penelitian menunjukkan subtes-subtes TIKI-M mendukung faktor-faktor inteligensi sesuai dengan teori yang mendasarinya.
TIKI -M memiliki koefisien reliabilitas CR=0,918. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa TIKI -M reliabel.  Meskipun parameter lain memenuhi kriteria Maximum Likelihood, dengan nilai p=0,00 (p≥0,05) sehingga model TIKI-M dalam penelitian ini dianggap tidak fit.
HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEDISIPLINAN BERLALU LINTAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR DI SAMARINDA
Oleh :
Ade Septian Noor
Fakultas Psikologi Universitas Mulawarwan
eJournal Psikologi, Volume 3, Nomor 3, 2015: 621-633
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konformitas dengan kedisiplinan berlalu lintas pada anggota klub motor di Samarinda. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel tergantung yakni kedisiplinan berlalu lintas dan variabel bebas yakni konformitas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala konformitas dengan kedisiplinan.
Sampel dalam penelitian ini adalah anggota klub motor di Samarinda sebanyak 100 dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik yaitu korelasi produk momen (correlation product moment). Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan dan positif antara konformitas dan kedisiplinan berlalu lintas dengan r = 0.312 dan p = 0.002.

Daftar Referensi
Rachmawati,F.A&Adiani,F.(2014).Confirmatory Factor Analysis Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Tingkat Menengah(TIKI-M). Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan.3.1. Diunduh dari http://journal.unair.ac.id pada 2 Juni 2016
Noor,A.S.(2015). Hubungan  Konformitas dengan Kepatuhan Berlalu Lintas pada Anggota Klub Motor di Samarinda. eJournal Psikologi.3.3. 621-633  Diunduh dari http://ejournal.psikologi.fisip.unmul.ac.id pada 2 Juni 2016

Beberapa macam Tes Psikologi

•The Standard Pregresive Matrices dibuat untuk anak umur 6 tahun dan diatasnya, hampir sebagian itemnya susah dan tes ini bagus untuk dewasa. Tes ini terdiri dari 60 item yang dikelompokkan pada 5 set dari 12 deret.
•The Advanced terdiri dari 12 masalah di set pertama dan 36 masalah di set kedua. Form ini dikhususkan untuk individu yang memiliki intelek superior. Reliabilitas untuk tes, rendah untuk bagian peserta yang berumur lebih mudah seperti pada CPM hanya .65 sampai .94, sedangkan untuk SPM, reliablitas belah separuh adalah .86 (Gregory,2004).

Tes ini mempunyai kekurangan untuk menilai mengenai atensi pendengaran, ekspresi verbal, atau manipulasi fisik. Tetapi tes ini dapat digunakan individu dengan kemampuan bahasa Inggris yang terbatas (Gregory,2004).

•Culture Fair Intelligence Test (CFIT)

CFIT adalah tes nonverbal yang mengukur kecerdasan cairan yang pertama disusun pada tahun 1920-an oleh psikolog Raymond B.Cattell. tujun dari tes ini untuk mengukur kecerdasan cairan yaitu kemampuan analisis dan penalaran abstrak, dimana bebas bias budaya yang memungkinkan. Tes ini awalnya bernama Culture Free Intellgence Test (Gregory,2004).
Tes ini terdiri dari 3 skala yaitu skala 1 untuk orang dewasa yangcacat mental dan anak yang berumur 8 sampai 13 tahun, lalu sklaa kedua untuk orang dewsa yang rata-rata dan anak yang berumur 8 sampai 13 tahun dan skala 3 untuk orang dewasa yang berkemampuan tinggi dan untuk siswa di SMA dan perguruan tinggi. Skala 1 lebih pada digunakan tes individual, lalu skala 2 dan 3 untuk tes kelompok (Gregory,2004).
Tes ini terdiri dari 2 form yang setara yaitu form a dan form b. Tes ini juga merupakan tes yang sangat cepat, untuk skala 2 dan 30 dapat diadministrasikan selama 30 menit, tapi pada kenyataannya hanya 12,5 menit. Reliabilitas untuk full tes ini termasuk tinggi, secara umum mencapai pertengahan .80an (Gregory,2004).
Walau tes ini termasuk salah satu tes yang baik untuk digunakan, tetapi tes ini buruk dalam hal perevisian dan penormaan kembali. Tes ini juga sudah terlalu tua, gambarnya ada terlampau kecil dan hanya orang yang memiliki pengelihatan yang baik yang dapat melihat dengan jelas (Gregory,2004).

• Edwards Personal Preference Schedule (EPPS), EPPS mengandung 210 pasang laporan berbentuk pilihan pernyataan yang item-itemnya dari masing-masing 15 skala dipasangkan dengan 14 item yang lain. EPPS adalah Ipsative test. Artinya, skor yang tinggi itu relatif bukan absolut bagi para penguji.

• PAPIKOSTICK (Personality and Preference Inventory), PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu pengukuran kebutuhan atau needs dan pengukuran persepsi atau roles (persepsi keadaan individu di tempat kerja).

Daftar Referensi

Gregory, J.R.(2004).Psychological testing:history, principles,and applications, fourth edition.USA:Allyn and Bacon

Isu dan Etika Tes Psikologi

Dalam pembahasan ini menjelaskan gambaran singkat tetntang beberapa aspek dari American Counseling Association & American Psyhological Assosiation terkait kode etik bahwa penilaian yang sangat tinggi, pandangan singkat yang telah dikembangkan untuk membantu dalam penggunaan prosedur etis dalam penilaian dan diskusi tentang proses pembuatan keputusan etis.
Choosing Appropriate Assessment Instruments
Menguji kelayakan dengan realibilitas , Validitas (tes pengukuran apa yang seharusnya di ukur). (Neukrug& Fawcett,2010)
Competence In The Use of Tests
Dibagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari beberapa level :
Level A : Tes jenis ini dapat dipergunakan oleh non  psikolog yang memiliki rasa tanggung jawab, seperti eksekutif business dan kepala sekolah.
Level B : Umumnya mencakup sebagian besar tes prestasi atau minat
individual atau kelompok, dan tes personal.
Contoh alat tes kategori ini adalah tes bakat
Level C: Tes memerlukan gelar yang lebih tinggi dalam psikologi atau lisensi dalam tes tertentu.  (Neukrug& Fawcett,2010)
Confidentiality
klien berada dalam bahaya merugikan dirinya sendiri atau orang lain , anak masih di bawah umur dan hukum menyatakan bahwa orang tua memiliki hak untuk informasi tentang anak mereka, klien meminta Anda untuk memecahkan kerahasiaan misalnya kesaksian Anda diperlukan di pengadilan , Anda terikat oleh hukum untuk memecahkan kerahasiaan untuk. Contoh Anda disewa oleh pengadilan untuk menilai kapasitas individu untuk diadili , Anda terikat oleh hukum untuk memecahkan kerahasiaan untuk. Contoh Anda disewa oleh pengadilan untuk menilai kapasitas individu untuk diadili , Anda memiliki perjanjian tertulis dari klien Anda untuk mengungkapkan informasi kepada sumber misalnya pengadilan telah meminta Anda untuk mengirimkan laporan pengujian mereka. .  (Neukrug& Fawcett,2010)

Cross-Cultural Sensitivity
Berfokus pada potensi prosedur penilaian ketika memilih, mengelola, dan menafsirkan prosedur tersebut
Memperhatikan efek dari usia, warna, identitas budaya, etnis, agama jenis kelamin. (Neukrug& Fawcett,2010)
Informed Consent
Persetujuan dari orang yang akan menjalani proses dibidang psikologi yang meliputi penelitian pendidikan/pelatihan/asesmen dan intervensi psikologi. Persetujuan dinyatakan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh orang yang menjalani pemeriksaan/yang menjadi subyek penelitian dan saksi.   (Hasil Kongres XI HimPsi, 2010)
Proper Diagnosis
Menekankan peran penting saat memutuskan penilaian gangguan apa yang di prediksi. (Neukrug& Fawcett,2010)
Release Data
Persetujuan dirilisnya data oleh klien
Rilis data tersebut umumnya hanya diberikan kepada individu dan bagi mereka yang tidak akan menyalahgunakan informasi tersebut. (Neukrug& Fawcett,2010)
Test Administrasion
Memperkuat gagasan bahwa tes harus diberikan dengan cara yang sesuai dandisetiap perubahan harus .  (Neukrug& Fawcett,2010)
Test Security
Melakukan upaya untuk memastikan konten integritas dan keamanan dari uji tes itu sendiri. Profesional tidak harus menduplikasi tes mengubah materi tes dengan izin dari penerbit. (Neukrug& Fawcett,2010)
Test Scoring and Interpretation
Mencetak tes dan menafsirkan hasil, harus mencerminkan bagaimana uji kelayakan (reliabilitas, validitas) mungkin mempengaruhi hasil. (Neukrug& Fawcett,2010)
Standar Pengujian
Yang terdiri dari beberapa bagian yaitu :
standars untuk kualifikasi dari pengguna uji
tanggung jawab pengguna tes standar
standars untuk penilaian multikultural
kode praktis pengujian yg adil
hak dan tanggung jawab pengambil tes
Kompetensi penilaian dan evaluasi untuk konselor sekolah
standar pendidikan dan pengujian
(Neukrug& Fawcett,2010)

Membuat Keputusan Etis
Model pemecahan masalah yang didukung oleh Corey dan Callanan dalam Neukrug & Fawcett (2010) menunjukkan langkah ketika membuat keputusan etis yang kompleks:
Masalah identitas
Mengidentifikasi potensi masalah yang terlibat
Mengulas panduan etika yang relevan
Mengetahui hukum dan peraturan yang berlaku
Mempertimbangkan tindakan
Masalah hukum dalam Assesment
The Family Education Rights and Privacy ACT of 1974
Undang-undang Federal yang melindungi privasi catatan pendidikan seorang siswa. Hukum ini berlaku untuk semua sekolah yang mendapatkan dana program dari Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Namun FERPA juga memberikan hak-hak tertentu terhadap orang tua mengenai catatan pendidikan anak mereka.  (Neukrug& Fawcett,2010)
The Health Insurance Portability and Accountability Act

Hukum ini disahkan untuk memberikan privasi kepada pasien dan  semua privasi data pasien tersebut akan dilindungi dan bersifat rahasia.
(Neukrug& Fawcett,2010)

FREEDOM INFORMATION ACT
undang-undang ini menjamin hak individu untuk mengakses catatan federal, termasuk catatan pengujian, jika seorang individu membuat permintaan secara tertulis. semua negara telah membuat hukum serupa yang menjamin hak untuk mengakses catatan Negara. (Neukrug& Fawcett,2010)
CIVILS RIGHTS ACTS
Bagian penting dari hak-hak warga sipil  di Amerika Serikat yang melarang diskriminasi berdasarkan ras, warna, agama, jenis kelamin, atau asal kebangsaan.  Hal ini berakhir aplikasi yang tidak merata persyaratan pendaftaran pemilih dan segregasi rasial di sekolah-sekolah, di tempat kerja dan dengan fasilitas yang melayani masyarakat umum. (Neukrug& Fawcett,2010)
Amerika dengan Disabilities Act (ADA)
Melarang diskriminasi terhadap penyandang cacat dalam pekerjaan, transportasi, akomodasi publik, komunikasi, dan kegiatan pemerintah. (Neukrug& Fawcett,2010)
Current Trends
The Proliferation of New Tests
Dorongan untuk mengembangkan tes baru ini berasal dari perselisihan profesional atas strategi terbaik untuk mengukur karakteristik manusia, lebih dari sifat karakteristik ini dan lebih dari teori tentang penyebab perilaku manusia. (Kaplan & Saccuzzo ,2013)

Higher Standards, Improved Technology and Increasing Objectivity
standar yang lebih tinggi dari konstruksi tes telah mendorong lebih baik menggunakan tes (Clauser dalam Kaplan, 2002).
Peningkatan tes baru menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengguna tes untuk membuat pilihan datar diinformasikan dalam seleksi tes, sehingga memaksimalkan kesempatan penggunaan proper test.
Greater Public Awareness and Influence
kesadaran publik yang lebih besar dari sifat dan penggunaan tes psikologi telah menyebabkan meningkatnya pengaruh eksternal pada pengujian.
kesadaran publik telah menyebabkan peningkatan permintaan untuk layanan psikologis, termasuk layanan pengujian.
manfaat terbesar dari peningkatan kesadaran masyarakat tes telah menjadi fokus ekstra pada melindungi hak-hak asasi manusia. (Kaplan & Saccuzzo ,2013)
The Computerization of Tests
dalam pengujian komputerisasi adaptif, set yang berbeda dari pertanyaan tes yang diberikan melalui komputer untuk individu yang berbeda, tergantung pada status masing-masing individu pada sifat yang diukur.
Testing on the Internet
menurut Crespin dan Austin (dalam Kaplan, 2002) pada aplikasi masa depan yang paling penting dari psychological testing adalah melalui penggunaannya di internet.
Future Trends
Future Prospects for Testing Are Promising
pengujian memiliki masa depan yang menjanjikan.
pengujian perusahaan yang menerbitkan dan menjual banyak digunakan taruhan tinggi standar tes tidak diragukan lagi akan terus memasarkan produk mereka secara agresif.
The Proliferation of New and Improved Tests Will Continue
Dalam pengujian kepribadian terstruktur, MMPI-2 tampaknya ditakdirkan untuk menjadi ujian utama selama bertahun-tahun yang akan datang. prediksi menguntungkan ini untuk MMPI-2 adalah Pembalikan dari 1.982 prediksi yang dibuat dalam edisi pertama buku ini. dengan demikian, prospek masa depan untuk MMPI-2 memang cerah.

DAFTAR REFERENSI :

Neurug,E.S & Fawcett, R.C(2010). Essentials of Tesing & Assessment. Canada: Cangage Learning
Hasil Kongres XI HimPsi. Kode Etik Psikologi Indonesia (2010).Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia
Kaplan, Robert. M & Saccuzzo, Dennis.P. (2013). Psychological Testing. USA: Wadsworth.

Wawancara dan Observasi

WAWANCARA
Menurut Kaplan(2013) Wawancara adalah proses interaktif, bahwa peserta (pewawancara dan yang diwawancarai) mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pewawancara yang baik adalah seseorang yang mampu mengatur nada bicara dengan baik dalam sebuah wawancara dengan hangat, terbuka, dan percaya diri.
Tahapan Wawancara
Menurut Stewart dan Cash (2006) ,Apapun tujuan dan bentuknya, wawancara memiliki tiga bagian utama, yaitu:
    The opening / Pembukaan
    The body / Isi
    The closing / Penutupan
Urutan garis besar dari wawancara meliputi:
1. Urutan topik : Urutan topik secara alami akan mengikuti pembagian suatu permasalahan atau isu pokok.Ada 6 kata kunci pewawancara dalam bidang jurnalis: siapa, kapan, dimana, bagaimana, mengapa.
2. Urutan waktu : Urutan waktu memperlakukan topik atau bagian topik dalam urutan kronologis
3. Urutan ruang : Urutan ruang dapat mengatur topik melalui pembagian ruang, kir kekanan, atas ke bawah, lingkungan ke lingkungan.
4. Urutan sebab akibat :Urutan sebab akibat mengeksplorasi sebab akibat
5. Urutan solusi masalah: Terdiri atas tahap masalah dan solusi.
The Opening dalam Wawancara (Pembukaan)
1. Membangun hubungan kesesuaian
Kesesuaian dalam wawancara adalah membangundan mempertahankan hubungan antara pewawancara dan responden dengan menciptakan perasaan baik dan saling percaya. Biasanya dilakukan dengan pengenalan diri atau ucapan salam singkat yang positif, diikuti dengan tindakan nonverbal yang sesuai seperti jabat tangan perusahaan, kontak mata, tersenyum, menagangguk, dan sikap menyenangkan, bersuara ramah.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan percakapan ringan tentang cuaca, kesamaan hobi, keluarga, olah raga dan berita kejadian terhangat. Berikan selingan humor atau bumbu pertanyaan, dan berhentilah saat harus berhenti. Berikan pujian, selamat, atau ekspresi kekaguman dengan tulus.

2. Orientasi kepada pihak lain
Orientas wawancara bertujuan untuk menjelaskan tujuan wawancara, panjang waktu, sifat wawancara, bagaimana informasi akan digunakan, dan alasan mengapa memilih responden yang sedang diwawancara tersebut untuk diwawancara.
Banyaknya kesamaan tidak banyak memperngaruhi keberhasilan wawancara. Pelajari setiap situasi dengan hati-hati pada tingkatan dan sifat orientasi tertentu.kesamaan orientasi menjadikan masing-masing pihak tahu apa yang diharapkan selama wawancara.
Dengan kesesuaian hubungan dan orientasi hal ini selanjutnya dapat mengurangi ketidakpastian relasional. Pada akhir pembukaan, kedua belah pihak harus menyadari pentingnya kesamaan, keinginan masing-masing untuk ambil bagian dalam wawancara, memiliki derajat kehangatan yang tinggi, keramahan, bagaimana pembagian kontrol. Dan tingkat kepercayaan. Sebuah pembukaan tidak kreatif dapat menciptakan masalah selama wawancara.
Teknik Pembukaan
Dalam wawancara dibutuhkan kreatifitas, serta adaptibiltas yang tinggi dengan responden dan situasi baru. Beberapa teknik pembukaan verbal adalah
Sebutkan tujuan
Teknik ini adalah menjelaskan alasan mengapa pewawancara melakukan wawancara. Namun demikian, untuk jenis wawancara survey, penelitian, atau wawancara penjualan, tujuan wawancara hendaknya menahan pengungkapan tujuan jelas wawancara.
Meringkas sebuah masalah
Teknik ini sangat tepat ketika responden tidak menyadari permasalahan,samar-samar menyadari hal itu, atau tidak menyadari secara terperinci. Pastikan ringkasan menginformasikan responden, tetapi tidak tertuang ke dalam tubuh wawancara.
Jelaskan bagaimana sebuah masalah ditemukan
Teknik ini menjelaskan bagaimana suatu masalah terdeteksi dan oleh siapa. Bersikaplan jujur dan spesifik dalam mengungkap sumber-sumber informasi tanpa menempatkan responden pada posisi tersudut/defensif karena tuduhan yang jelas atau tersirat.
Menawarkan sebuah insentif atau hadiah
Sebuah insentif mungkin akan efektif jika menarik bagi responden, dan harus cukup signifikan untuk membuat perbedaan dan tepat untuk situasi wawancara.
Permintaan saran atau bantuan
Teknik ini digunakan pewawancara sesuai kebutuhan yang diperlukan. Pastikan kebutuhan itu jelas, tepat, responden, dapat terpuaskan. Jadilah tulus dalam meminta nasihat. Harus diingat, jangan menggunakan teknik ini sebagai telnik untuk menaikkan status, atau meningkatkan ego seseorang..
Mengenal posisi Responden
Teknik ini mengidentifikasi posisi responden tentang isu atau masalah. Sebuah referensi yang tidak bersahabat tentang posisi responden dapat menciptakan sikap defensif atau antagonistis dari pihak lain, mengacu pada orang yang mengirim Anda
Teknik ini digunakan untuk berhubungan dengan pihak lain secara positif, dengan mengacu pada nama yang dikenal responden. Penting untuk diketahui pewawancara, apakah responden menghirmati dan menyukai referensi yang digunakan pewawancara.
Lihat organisasi anda
Teknik ini digunakan agar pewawancara dapat menjelaskan identitasnya, sebagai orangyang mewakili organisasi.namun, perlu diperhatikan, apakah responden menyukai organisasi atau tidak.
Meminta jangka waktu tertentu
Teknik ini digunakan agar pewawancara dapat memberikan gambaran waktu yang digunakan dalam suatu wawncara. Pernting diperhatikan, pewawancara harus mengetahui kondisi responden. Jelaskan waktunya berapa lama, bukan mengungkapkan lamanya waktu dengan mengungkapkan waktu yang sebentar.
Bertanya
Sebuah akhir terbuka. Digunakan untuk mengarahkan responden pada tema wawancara yang akan berlangsung.
Gunakan kombinasi
Ciptakan pembukaan yang tepat, hindari pembukaan umum yang tidak tepat. Pembukaan memiliki tujuan utama untuk melibatkan responden dalam wawancara, mendorong responden untuk aktif sedari awal, dan tidak melakukan pembicaraan standar.
Pembukaan komunikasi Nonverbal
Pembukaan yang efektif tergantung pada bagaimana pewawancara terlihat sikapnya. Komunikasi nonverbal sangat berperan dalam mencipatakan kesan baik, serta menetapkan seberapa kuat/berperan posisi pewawancara. Sikap tulus, percaya, hangat, tertarik, dan serius, menampilkan perilaku yang akan diterima secara baik oleh responden. Berikut ini be berapa teknik yang digunakan.
Teritorial
Dalam sebuah wawancara, wilayah teritorial adalah menjelaskan wilayah masing-masing pihak, dan saling menerima masing-masing pihak. Komunikasi nonverbal pesan ini diantaranya berupa; mengetuk pintu, melambai, menunjuk bangku yang akan diduduki. Saat hal itu berlangsung, pertahankan kontak mata satu sama lain, dengan hangat. Hal itu mengkomunikasikan bahwa pewawancara sedang mengungkapkan, silahkan duduk, duduk disebelah sana, dan saya teretarik untuk berbicara.
Wajah, penampilan, dan Busana
Penampilan memberi kesan pertama yang baik. Penampilan menampilkanketulusan, kehangatan, kecakapan, kerapihan, kedewasaan, profesionalitas. Penting untuk diperhatikan, pewawancara harus tetap bersikap hangat bagaimanapun kondisi responden.
Sentuhan
Jabat tangan merupakan hal yang tepat untuk dilakukan di awal. Namun perhatikan, sensitifitas dan norma tentang budaya jabat tangan.
Membaca komunikasi non verbal
Jenis kelamin dan budaya menentukan pembukaan komunikasi nonverbal. Namun perlu diperhatikan,kerelatifanbentuk/ penampilan luar seseorang. Orangyang memiliki perilaku atau latar belanag yang sama, bisa jadi memiliki perilaku komunikasi yang berbeda.
Penutup
Penutupan adalah sesuatu yang diucapkan pada akhir wawancara, sebagai suatu cara mengakhiri interaksi. Penutupan merupakan bagian terpenting ddalam sebuah wawancara karena tidak hanya memberi efek kesuksesan, tetapi juga menjaga hubungan. Atmosfer, situasi kerja sama di masa depan. Setiap wawancara menciptakan atau memberi sejarah hubungan.
Bersikaplah tenang, Bersikaplah sopan diakhir situasi, karena merupakan tanda penting tentang apresiasi hubungan, ketertarikan, dan ketulusan, dengan cara, menegakkan kursi, mencondongkan kepala, tidak menyilangkan kaki, meletakkan tangan seolah akan berdiri, menawarkan jabat tangan, melakukan secara halus.
Teknik Menutup
Penawaran menjawab pertanyaan
Teknik ini digunakan dalam menutup wawancara, dengan cara memberi kesepatan responden untuk bertanya kepada wawancara. Namun demikian, tidak memberikan pertanyaan yang mengarah pada pembicaraan lain.
Skedul Wawancara
Menurut Kerlinger(2013) Wawancara sendiri merupakan suatu seni, lebih-lebih perencanaan dan penulisan skedulnya. Lazimnya seorang pendatang baru belum mampu menghasilkan skedul yang baik. Ini disebabkan oleh beberapa hal seperti kemajemukan arti dan ambiguitas kata, kurang ketajaman dan keterusmenerusan pemusatan perhatian pada masalah dan hipotesis yang sedang dikaji , kurangnya penghargaan terhadap skedul sebagai suatu instumen pengukur, dan kurangnya latar belakang dan pengelaman yang dibutuhkan
Jenis-jenis Skedul dan Butir-butir
Menurut Kerlinger(2013)
Ada dua tipe butir/item skedul yang lazim digunakan, yaitu alternatif yang ditentukan(atau tertutup) dan terbuka
Butir-butir Alternatif Tertentu
Menurut Kerlinger(2013)
Item atau butir alternatif yang ditentukan(alternatif tertentu) , seperti yang ditunjukkan oleh namanya, meminta responden menentukan antara dua alternatif atau lebih.
Kelebihan dari wawancara:
Tidak membutuhkan peralatan atau perlengkapan khusus.
Dapat dilakukan dimana saja.
Merupakan hal biasa dalam interaksi social sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel tentang perilaku verbal atau non verbal individu secara bersamaan.
Memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Interview bebas melakukan inquiry terhadap topic pembicaraan.
Merupakan tehnik yg tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi.
Dapat dilaksanakan pada setiap individu & pd setiap tingkat usia.
Tidak dibatasi oleh kemampuan membaca atau menulis.
Bisa dilakukan serempak sambil diobservasi.
Data yang masuk lebih banyak & lebih tepat.
Kerahasiaan pribadi lebih terjamin
Kelemahan :
Membutuhkan waktu, tenaga dan biaya lebih banyak.
Sangat tergantung individu yang di wawancarai.
Dilaksanakan oleh orang yang ahli.
Mudah dipengaruhi oleh situasi sekitar.
Subyektifitas sangat mempengaruh

Jenis wawancara
Menurut Anastasi,A & Urbina(2007) Wawancara terstrukturwawancara yang memiliki topik pembicaraan yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
Ciri-ciri
Bentuk pertanyaan yang disajikan telah terstruktur
Pewawancara membacakan pertanyaan secara berurutan
instrumen-instrumen yg disajikan telah terstandarisasi dan umumnya memberikan skor kualitatif.
Kelebihan wawancara ini adalah isi pembicaraan akan lebih fokus.
Kelemahan wawancara ini adalah terlalu formil dan kaku

Wawancara tidak terstruktur
Menurut Anastasi,A & Urbina(2007) Wawancara yang tidak memiliki arah pembicaraan yang jelas.
Ciri-ciri Interview yang tidak berstruktur
Tidak ada pertanyaan-pertanyaan khusus atau pedoman tertentu bagi pewawancara
Wawancara ini unik, karena memberikan fleksibilitas yang cukup .
mendorong orang untuk bicara sebebas mungkin
Kelebihan wawancara ini adalah pembicaraan akan berlangsung dalam suasana bebas dan santai
Kelemahan dari wawancara ini adalah pembicaraan akan mudah menyimpang kearah lain atau tidak fokus.

Sifat timbal balik dari wawancara
Menurut Kaplan (2013)
Semua wawancara melibatkan interaksi timbal balik sedangkan peserta saling bergantung yaitu, mereka saling mempengaruhi
Jika pewawancara tegang, cemas, defensif, dan menyendiri, yang diwawancara cenderung untuk merespon sama dengan yang mewawancarainya , jika pewawancara ingin menciptakan kondisi, kondisinya seharusnya  bisa keterbukaan, kehangatan, penerimaan, kenyamanan, ketenangan, dan dukungan , pewawancara harus bisa menunjukkannya.

The Proper Attitudes
Menurut Tyler (1969) (dalam Kaplan 2013) Wawancara yang baik sebenarnya lebih merupakan masalah sikap dari keterampilan 
Sikap yang berkaitan dengan keterampilan wawancara yang baik adalah kehangatan, keaslian, penerimaan, pengertian, keterbukaan, kejujuran dan keadilan.
Misalnya, Sacuzzo (1975) mempelajari wawancara psikoterapi awal tahun pertama mahasiswa pascasarjana psikologi klinis. pasien dan terapis kedua menanggapi kuesioner. Tugas mereka adalah untuk menilai kualitas inteview dan menunjukkan topik, kekhawatiran, masalah, dan perasaan pasien serta perasaan terapis.
Pewawancara harus menampilkan attitude yang tepat

Effective Responses
Menurut Kaplan (2013) Wawancara adalah proses dua arah, Pertama satu orang berbicara, kemudian yang lain, dan sebagainya. Selanjutnya, pewawancara biasanya memberikan sebuah jumlah minimum usaha untuk menjaga interaksi mengalir. selama verbalizations yang diwawancara berhubungan dengan tujuan wawancara, pewawancara mendengarkan dengan menarik dengan mempertahankan tatap muka kontak.
Sources of error in the interview
Menurut Kaplan (2013)

Interview Validity
Banyak sumber kesalahan wawancara datang dari kesulitan yang ekstrim yang kita miliki dalam membuat pengamatan yang akurat dan logis dalam penilaian (Cesare, 1996; Schuler, 1993)

Interview Reability
Kemampuan yang mengacu pada stabilitas, kehandalan, atau konsistensi hasil tes. untuk data wawancara. pertanyaan kritis tentang kehandalan telah berpusat pada kesepakatan interinterviewer (perjanjian antara dua atau lebih pewawancara)

OBSERVASI
Observasi adalah keterampilan sehari-hari yang lain, yang merupakan metodologi sistematis dan diterapkan dalam penelitian kualitatif. Hampir semua indera yaitu melihat, mendengar, dan mencium dapat diitegrasikan ke observasi (dalam Flick, 2014)
Alat utama yang digunakan dalam observasi adalah pancaindera.

Jenis Observasi
Berdasarkan prosedur dan pelaksanaanya
Observasi dibagi dalam 2 jenis ( pauline young) yaitu:
Controled Observation ( observasi terstruktur)
suatu observasi yang prosedur dan pelaksanaannya sangat ketat dan biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka dan dalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi dilakukan kembali
lembar observasinya biasanya sangat terperinci dan rancangannya sangat komplek
Uncontroled Observation ( observasi tidak terstruktur)
Suatu proses observasi yang dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan alat-alat yang peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observsi tadi. Lembar observasi dibuat sangat sederhana, hanya berisi garis besar tanpa suatu rancangan yang kompleks.
Dilihat dari keterlibatan subjek terhadap objek yg sedang di observasi
Observasi non partisipan
Bila observasi tidak secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang dilakukan oleh observer
Kelemahan observe akan mengetahu bahwa dirinya sedang di observasi sehingga ada kemungkinan tingkah lakunya dibuat-buat
Observasi Partisipan
Bila pihak yang melakukan observasi turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang di observasi.Observasi dalam situasi eksperimental  adalah  kegiatan yang memunculkan gejala tertentu secara disengaja, untuk dapat dilakukan observasi

Berdasarkan segi situasi lingkungan
observasi naturalistik : jika observasi dilakukan secara ilmiah atau dalam kondisi yang apaadanya.
observasi ekperimental : jika observasi dilakukan terhadap subjek dalam suasana eksperimen atau kondisi yang diciptakan

Berdasarkan tujuan lapangannya ( Hanna Djumhana 1983)
Finding observasi : kegiatan observasi untuk penjajakan. dalam melakukan observasi ini observer belum mengetahui dengan jelas apa yang harus di bservasi
Direct observation : observasi yang menggunakan daftar isi sebagai pedomannya, daftar isi ini bisa berupa ceklis, kategori tigkah laku yang di observasi.
Observasi dapat dilakukan secara makro ataupun mikro bila seluruh tingkah laku menjadi objek observsi maka observasi ini dikatakan sebagai observasi . apabila tingkah laku dipecah-pecah lagi kedalam detil maka dinamakan observasi makro.
Gibson 1995 : 263 menyarankan agar dalam melakukan analisis selama atau setelah observasi memperhatikan hal-hal sbg:
Mengamati 1 klien dalam 1 waktu
Ada kriteria spesifik dalam melakukan observasi
Observasi dilakukan tanpa batas waktu
Konseling seharusnya diamati dalam situasi natural
Mengamati klien dalam konteks semua situasi atau situasi total
Data dari observasi seharusnya digabungkan dengan data yang lain
Observasi dilakukan dalam kondisiyang menyenangkan
Kekurangan Observasi(dalam Flick, 2014)
Pendekatan untuk bidang yang diamati dari perspektif eksternal penerapannya untuk pengamatan ruang publik dimana jumlah anggota tidak dapat dibatasi atau ditentukan.
Tindakan pengamatan memengaruhi dalam hal apapun, argumen yang dibuat untuk penggunaan observasi tertutup dapat menghilangkan pengaruh dari peneliti dilapangan
Peneliti tidak bisa beriteraksi langsung menyebakan masalah dalam menganalisis data dan menilai penafsiran.
Kelebihan Observasi(dalam Flick, 2014)
Analisi data didasarkan pada penghitungan kejadian kegiatan tertentu dengan menggunakan prosedur
Tujuannya adalah pengujian konsep teoritis untuk fenomena tertentu atas dasar terjadinya dan distribusi mereka
Memungkinkan pencatatan secara bersamaan dalam 1 peristiwa
Tidak bergantung pada self report
Banyak kejadian penting yang tidak dapat diperoleh bisa tidak melakukan observasi
Tujuan Observasi
Menurut Patton (dalam Poerwandi 1998) tujuan dilakukannya observasi adalah memahami aktifitas-aktifitas yang berlangsung, menjelaskan siapa saja orang-orang yang terlibat didalam suatu aktivitas, memahami makna dari suatu kejadian serta mendeskripsikan setting yang terjadi pada suatu aktivitas.
Beberapa hal yang dapat dijadikan bahan observasi adalah …
Keadaan fisik
Suara
Performance
Ekspresi wajah
Gesture
Posture
Orientasi ruang
Nada suara


Daftar Pustaka

Markam, S.S. Pengantar Psikodiagnostik.Jakarta : Lembang Pengembangan Sarana Pengukuan dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Indonesia
Aiken.L.R & Gorth Marnat,G(2009). Pemeriksaan Psikologi, Jilid1, edisi keduabelas.Jakarta:Indonesia.
Anastasi,A & Urbina(2007). Tes Paikologi,edisi ketujuh(terjemahan).Jakarta:PT Indeks
Poerwandari,E.K.1998. Pendekatan Kualitatid dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Kaplan,Robert.M & Saccuzzo, Dennis.P (2013). Psychological Testing. USA Wadsworth.
Kerlinger,N Fred(2013) Asas-asas Penelitian Behavior, edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Stewart,C.J. & Cash, W.B. (2006).Interviewing :Principles and Practices (7th Ed).New York , NY: McGraw-Hill International edition

Tes Individu dan Tes Kelompok

Definisi Tes Individu :
Tes individu adalah pada dasarnya memiliki beberapa jenis-jenis tes yang mencakup pada individual, dianatara lain tes kepribadian, tes intelegensi, tes kemampuan, dll. Semua tes menggambarkan karakteristik seseorang dalam berbagai aspek yang diukur melalui tes yang dinginkan dari salah satu jenis tes individual (Anastasi, A. & Urbina, S. 1997). Tes individual adalah tes yang diberikan perorangan yaitu tester (orang yang memberikan tes) berhadapan dengan testee (orang yang diberikan tes) pada suatu waktu tertentu. sedangkan
Definisi Tes Kelompok :
Tes Kelompok dapat diberikan untuk lebih dari satu orang pada suatu waktu oleh tester perseorangan, seperti ketika instruktur tester memberikan kepada semua orang di dalam ruangan tes pada waktu yang sama pada suatu waktu tertentu.
Keuntungan tes kelompok :
Alat ini dirancang untuk testing massal.
Diselenggarakan secara simultan bagi banyak mungkin orang yang benar-benar bisa disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan jangkauan  suara mikrofon.
Soal-soal yang dicetak dan jawaban-jawaban sederhana yang dapat direkam pada sebuah brosur tes atau lembaran jawaban, atau pada sebuah komputer, hubungan orang perorang antara penguji dan peserta tes bisa diabaikan.
Waktu testing yang tersedia dapat digunakan lebih efektif jika setiap peserta tes berkonsentrasi kepada soal-soal yang sesuai kemampuannya.

Kerugian tes kelompok :
Penguji memiliki peluang yang jauh lebih kecil untuk behubungan, bekerjasama, dan mempertahankan minat peserta tes.
Kondisi peserta sakit, lelah, riasu, cemas yang bis mempengaruhi kinerja tes kurang didektesi dalm testing kelompok dibandingkan testing individual.
Tes diselenggarakan karena keterbatasan-keterbatasan yang diberikan pada jawaban- jawaban peserta.
Observasi kurang mendalam kepada setiap individu.

Keuntungan Tes individu :
Tester dapat melakukan observasi yang mendalam terhadap testee.
Lebih mendalam mengetahui karakter spesifik individu.
Isi atau konten pertanyaan lebih spesifik dan mendalam.

Kerugian Tes individu :
Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan tes kelompok.
Hasil tes bersifat spesifik pada individu tertentu dan tidak bisa digeneralisasikan kepada individu lain.
Perbedaan khusus Tes Kelompok dan Tes Individu dalam rancangan tes yaitu:
Dalam hal bentuk maupun susunan butir soal (item)
Pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended) yang mengundang tanggapan bebas dapat digunakan, dan digunakan  dalam tes-tes kelompok awal,  dewasa ini tes khusus menggunakan butir soal multi pilihan.
Perubahan ini dituntut demi keseragamaan dan obyektivitas skoring.
Kontrol atas kesulitan soal.
Pemberian skor objektif dengan menggunakan program.
Daftar pustaka

Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing Seventh Edition. USA: Simon & Schuster,Inc.
Gregory, Robert.J. (2004). Psychological Testing: History, Principles and Applications. USA:  Pearson Education Group, Inc.
Kaplan, Robert. M & Saccuzzo, Dennis.P. (2013). Psychological Testing. USA: Wadsworth.

Prosedur Administrasi Tes Minat

Prosedur Administrasi Tes Minat
Menurut John L. Holland prosedur administrasi tes minat meliputi :
1. Alat administrasi
Seluruh penyajian untuk setiap bentuk sub tes tidak membutuhkan batasan waktu dalam mengerjakannya. Namun tergantung pada daya faham kelompok atau subyek. Sebenarnya dalam menggunakan alat tes digunakan seseorang yang jenjang pendidikan SMA-dewasa. Sedangkan alat-alat administrasi yang digunakan untuk pengerjaan tes adalah : buku tes,lembar jawaban, pensil, dan penghapus.
2. Persiapan Tes
Kepada subyek diberikan satu buku dan dua lembar kertas jawaban tes minat. Alat tulis yang   digunakan adalah sebatang pensil dan sebuah penghapus. Buku persoalan tes ini berisi empat macam tes, yang cara mengerjakannya berbeda-beda. Tes ini terdiri dari pernyataan terbuka tentang kondisi dan penilaian diri anda.
3. Skoring
Pada kolom sebelah kanan terdapat kolom untuk pengisian scoring, untuk pengisiannya dilihat berdasarkan jumlah benar (Y) pada setiap subtes, yang disesuaikan dengan lajur mendatar. Untuk penilaian pada setiap lajur dihitung benarnya (Y) dan kemudian dimasukkan pada kolom sebelah kanan.
Daftar Referensi
Holland, J.L (1985). Making Vocational Choices, A Theory of Vocational Personalities and Work Environtments, 2nd Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc

Minggu, 29 Mei 2016

Administrasi Alat Tes

Administrasi alat tes dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

a. Persiapan sebelum tes
- Menjaga keamanan dan integritas assement : Setelah menerima alat tes yang telah dibeli, tes administrator harus menjaga keamanan dari orang-orang yang tidak berwenang untuk menggunakannya. Tidak boleh proses untuk memperbanyak alat tes dengan cara apapun. Hanya tenaga profesional yang boleh menafsirkan dan menjaga integritas dari alat tes tersebut.
- Menyiapkan siswa untuk penilaian : test administrator mungkin bertanggung jawab untuk menyiapkan para siswa. Tes ini dipergunakan untuk berbagai hal, salah satunya yaitu membuat keputusan berdasarkan hasil tes yang diperoleh.
- Persiapan administrator tes sebelum testing : administrator tes harus berhati-hati dalam mengintrepretasikan hasilnya, lalu dilihat pula kelengkapan alat tes yqng akan digunakan.
- Memilih jadwal untuk testing :
Penjadwalan waktu pengujian segera sebelum atau setelah liburan, pada
hari acara sekolah, Senin pagi, atau pada hari Jumat sore tidak disarankan. Disarankan untuk memberikan istrirahat diantara tes.
- Memilih lingkungan untuk tes : tes harus diadministrasikan di kelas sebanyak 25 orang. Jika lebih dari 25 orang maka perbandingan antara administrator dengan individu yang di test.

B. Praktik saat tes
-material tes : hal ini berkaitan dengan alat dan bahan yang dipergunakan pada saat tes yaitu seperti booklet, alat tulis dan lain-lain
- lingkungan ruangan saat tes : . Ruang pengujian harus memiliki cahaya dan ventilasi yang cukup dan bebas
dari kebisingan.

- Petunjuk membaca : petunjuk dapat dibaca kembali oleh tes administrator

- Observasi saat tes: hal ini diperlukan bahwa para peserta sudah mengikuti petunjuk dengan benar

- Mengumpulkan semua dokumen : tes administrator harus mengumpulkan semua lembar jawaban, buklet,dan material tes yang digunakan saat tes berlangsung

Prosedur Mengikuti Administration Test

Setelah pengujian, tes administrator mengelola penilaian harus mengambil langkah-langkah berikut untuk menjaga integritas dan validitas hasil 

•Memeriksa Jawaban Dokumen

Administrator pengujian harus memeriksa setiap dokumen jawaban dan memastikan bahwa semua lengkap dan tidak ada tanda kebohongan.

Mengidentifikasi informasi tentang dokumen jawaban masing-masing siswa harus diperiksa untuk akurasi dan dilengkapi dengan informasi yang diperlukan di mana diperlukan sebagaimana ditentukan oleh arah untuk mengelola.

•Kemasan Jawaban Dokumen untuk Mesin Scoring

Dokumen harus hati-hati dikemas dan dikirim sesuai dengan Petunjuk untuk Kemasan dan Pengiriman Jawaban Dokumen. Metode pengiriman harus prabayar dengan bukti surat untuk meminimalkan waktu transit.

Langkah-langkah lain untuk mempersiapkan dokumen jawaban untuk pengiriman meliputi kerusakan yang ada pada alat tes.

Referensi:

• http://www.images.pearsonassessments.com/

Jumat, 06 Mei 2016

Macam-Macam Tes Individu dan Tes Kelompok

Tipe tes dibagi menjadi 2 yaitu

- Tes kelompok : tes yang sebagian besar merupakan tes pensil dan kertas yang menghitung sesuai untuk kelompok orang yang besar disaat bersamaan (Gregory,2004).

- Tes individu : instrumen yang didesain dan mempunyai maksud diadministrasikan satu per satu (Gregory,2004).

Tipe utama dalam tes psikologi

- Tes intelegensi : tes yang menghitung kemampuan individu dalam area global yang relatif seperti pemahaman verbal, penyusunan persepsi atau penalaran dan dengan demikian membantu menentukan potensi untuk pekerjaan yang berkenaan dengan ilmiah atau berbagai macam pekerjaan (Gregory,2004).

- Tes Kepribadian : tes yang menghitung kepribadian, kualitas, atau perilaku yang menentukan seorang individu, seperti tes yang termasuk checklist, inventori, dan teknik proyektif (Gregory,2004).

- Inventori Minat: tes yang menghitung preferensi individu untuk aktivitas atau topik tertentu dan dengan demikian membantu menentukan pilihan pekerjaan (Gregory,2004).

Tes Intelegensi yang tergolong tes

- Individu : The Wechsler Scales of Intelligence, Wechsler Adult Intelligence Scale-III, Wechsler Intelligence Scale for Children-III, Standford-Binet Intelligence Scales: Fifth Edition, Detroit Tests of Learning Aptitude-4, Kaufman Brief Intelligence Test.

-Kelompok : Multidimensional Aptitude Battery, Shipley Institute of Living Scale, A-Multilevel Battery: The Cognitive Abilities, Culture Fair Intelligence Test, Raven Progressive Matrices.

Tes Kepribadian yang termasuk

- Projective Techniques
• Association Techniques : The Rorschach, Holtzman Inkblot Techniques
Completion Techniques : Sentence Completion Tests, Rotter Incomplete Sentences Blank, Rosenzwig Picture Frustation Study
Construction TechniquesThe Thematic Apperception Test, The Picture Projective Test, Children's Apperception Test.
Expression Techniques:  The Draw A Person Test, The House Tree Person Test.

-Self Report Inventories

Theory Guided Inventories:  Edward Personal Preference Schedule,  Personality Research Form, Myers Briggs Type Indicator, Measures of Type A Indicator, State Trait Anxiety Inventory.

- Factor Analytically Derived Inventories : Sixteen Personality Factor Questionnaire, Eysenck Personality Questionnaire, Comrey Personality Scales, NEO Personality Inventory Revised.

- Criterion Keyed Inventories : Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2, California Psychological Inventory, Millon Clinical Multiaxial Inventory-III, Personality Inventory for Children 2.

Tes yang termasuk Interest Assesment : Strong Interest Inventory, Kuder General Interest Survey, Vocational Preference Inventory, Self Directed Search, Campbell Interest and Skill Survey.

Daftar Referensi:

•Gregory, J.R.(2004).Psychological testing:history, principles,and applications, fourth edition.USA:Allyn and Bacon

Kamis, 05 Mei 2016

Tes Minat

Inventori Minat adalah alat pengujian yang dirancang untuk tujuan mengukur dan mengevaluasi tingkat kepentingan individu dalam, atau preferensi untuk, berbagai kegiatan; juga dikenal sebagai tes minat. Metode pengujian meliputi pengamatan perilaku langsung, tes kemampuan, dan self report yang meliputi dalam kegiatan pendidikan, sosial, rekreasi, dan kejuruan. Kegiatan terkait dengan bidang kerja dan instrumen ini hasilnya sering digunakan dalam bimbingan kejuruan.

Penggunaaan inventori minat pertama kali secara luas yaitu Strong Vocational Interest Blank dibuat pada tahun 1927 oleh E.K Strong. Tes aslinya didesain untuk laki-laki. Versi wanitanya dibuat pada tahun 1933

Pada tahun 1974, Strong Test akhirnya digabungkan menjadi Strong-Campbell Interest Inventory, yang mana direvisi pada tahun 1981.

Tes Strong-Campbell mencetak sesuai dengan 162 skala kerja yang terpisah serta 23 skala kelompok berbagai jenis pekerjaan. Penilai juga memberikan skor pada 6 golonga "general occupation themes" berasal dari skema klasifikasi J.L. Holland  (realistis, investigasi, artistik, sosial, giat, dan konvensional).

Jenis tes minat lainnya yang sering digunakan adalah The Kuder Preference Record, yang aslinya dibuat pada tahun 1939. The Kuder Preference Record mempunyai168 item, yang masing-masing berisi tiga pilihan yang umum mengenai kepentingan kerja, dari mana individu memilih salah satu yang paling disukai. Tes ini menskornya pada 10 skala kepentingan yang terdiri dari item yang memiliki korelasi yang tinggi satu sama lain.

Jenis tes minat yang lain termasuk Guilford-Zimmerman Interest  Inventory, G-S-Z Interest Survey, the California Occupational Preference Survey, the Jackson Vocational Interest Survey, dan the Ohio Vocational Interest Survey.
Ada juga inventoriyang dirancang khusus untuk anak-anak, bagi penyandang cacat, dan bagi mereka yang tertarik dalam ketrampilan berdagang.

Invetori minat yang banyak digunakan dalam konseling kejuruan, baik dengan remaja dan orang dewasa. Mereka terutama berguna dalam membantu siswa sekolah dan perguruan tinggi menjadi akrab dengan pilihan karir dan menyadari kepentingan kejuruan mereka. Inventori minat juga digunakan dalam seleksi karyawan.

Daftar referensi:
- Interest Inventory, Vocational Test, Test, and Activities - JRank Articles http://psychology.jrank.org/pages/343/Interest-Inventory.html

Selasa, 19 April 2016

Tes Kepribadian

Struktur tes kepribadian ada dua yaitu self report dan proyeksi.

Self report dibagi menjadi dua yaitu:
- Strategi deduktif menggunakan nalar dan logika deduktif untuk menentukan arti dari tanggapan tes.
-Strategi empiris bergantung pada pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan yang berarti respon tes atau sifat kepribadian dan psikopatologi.

Strategi deduktif dibagi menjadi:
-Strategi konten logis, Dalam penggunaan yang paling umum dari strategi ini, desain tes mencoba untuk secara logis menyimpulkan jenis konten yang harus mengukur karakteristik yang akan dinilai.

-Strategi teoritis, Dalam pendekatan teoritis, item harus konsisten dengan teori. Jika teori hipotesis kepribadian yang dapat dipecah menjadi enam bidang utama, maka pengembang berusaha untuk membuat item masing-masing enam bagian.

Strategi empiris dibagi menjadi:
- Faktor Strategi Analitik, Strategi faktor analitik menggunakan analisis faktor untuk memperoleh dasar empiris dimensi kepribadian.
- Kriteria grup strategi, Pendekatan kriteria adalah untuk melakukan penelitian tambahan untuk memastikan secara empiris ketika subjek mendukung sejumlah besar item pada skala tertentu.

°Proyeksi

Dalam tes kepribadian, metode proyeksi menggambarkan kategori dari sebuah alat tes untuk mempelajari kepribadian dengan stimulus yang tidak terstruktur. Awalnya yang mengembangkan tes proyeksi pertama kali adalah Galton (1879) yakni, tes asosiasi kata. Kemudian diadaptasi oleh Kent dan Rosanoff (1910) dan dipakai oleh C.G. Jung dan lainnya.

Tes kepribadian yang masuk dalam theoritical strategic

1. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS), EPPS mengandung 210 pasang laporan berbentuk pilihan pernyataan yang item-itemnya dari masing-masing 15 skala dipasangkan dengan 14 item yang lain. EPPS adalah Ipsative test. Artinya, skor yang tinggi itu relatif bukan absolut bagi para penguji.

2. Personality Research Form, Third Edition (PRF-III) and Jackson Personality Inventory Revised (JPI-R), Revisi terbaru dari JPI (JPI-R) memiliki suatu bentuk yang terdiri dari 300 item benar-salah dan 15 skala untuk digunakan dengan siswa SMA, mahasiswa dan orang dewasa. 15 skala telah dikelompokkan pada dimensi  disebut analitis, ekstrover, emosional, oportunistik, dan dapat diandalkan. The JPI dimaksudkan untuk digunakan pada individu normal untuk menilai berbagai aspek kepribadian termasuk interpersonal, kognitif, dan Nilai orientasi (Ashton, 1998; Mikulay & Goffin, 1998).

3.Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), MBTI adalah self-report inventory untuk mengklasifikasi seorang individu berdasarkan adaptasi dari teori tipe kepribadian dari Carl Jung.  Instrumen MBTI, terdiri atas 166 item versi form F dan 126 item versi Form G. Tapi kebanyakan Form F yang dipakai dengan alasan kemudahan.
DISC, adalah tes format kuesioner yang membuat konstruk empat dimensi mendasar. Alat tes ini diciptakan oleh William Maston pada tahun 1950.  pada tahun 1928 Marston membuat terobosan konseptual dengan terbitnya "Emosi Orang Normal". Konsepnya terdiri dari kombinasi teori psikodinamik dan evolusi. Untuk Marston tujuannya adalah untuk menempatkan psikologi pada pijakan yang sama dengan ilmu-ilmu keras fisika, kimia dan biologi yang akhirnya menghantarkan ia mengidentifikasi dan menentukan psychons.

4.PAPIKOSTICK (Personality and Preference Inventory), PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu pengukuran kebutuhan atau needs dan pengukuran persepsi atau roles (persepsi keadaan individu di tempat kerja).

-Tes kepribadian yang termasuk dalam factor analitic

1. NEO Personality Inventory Revised (NEO PI-R), Para pengembang tes ini digunakan baik analisis faktor dan teori dalam pengembangan item dan konstruksi NEO-PI-3 berupaya untuk memberikan inventarisasi serbaguna untuk memprediksi perilaku kepentingan, kesehatan dan penyakit, psikologis kesejahteraan, dan gaya koping karakteristik.

Tes kepribadian yang termasuk dalam criterion group strategic

1. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI dan MMPI-2) adalah laporan diri kuesioner yang berbentuk benar-salah. Laporan biasanya berasal dari referensi diri seperti "Saya suka makanan yang baik" dan "Aku tidak pernah sulit tidur." Subyek Akan memilih "Benar" atau "Salah" untuk setiap pernyataan yang berlaku untuk diri mereka sendiri.
California Personality Inventory ( CPI), CPI (Gough, 1987) adalah contoh kedua dari tes kepribadian terstruktur dibangun terutama oleh strategi kriteria-kelompok. Untuk tiga dari 36 skala CPI dalam revisi terbaru, kelompok kriteria (misalnya, laki-laki versus perempuan; homoseksual laki-laki versus laki-laki heteroseksual) yang kontras untuk menghasilkan langkah-langkah kepribadian yang dikategorikan sebagai (1) introversi-ekstroversi, (2) konvensional dibandingkan konvensional norma berikut, dan (3) realisasi diri dan rasa integrasi.

2.PIC-2 (Personality Inventory For Children- 2), Alat tes ini revisi dari PIC-R yang populer ditahun 1950-an. Pada alat ini sangat cocok untuk mengukur kepribadian anak usia 5-19 tahun. PIC-2 mengandung statement benar salah sebanyak 275 yang dikerjakan oleh orang tua atau pengganti orang tua.

Tes kepribadian yang masuk dalam logical content strategic

1.Woodworth Personal Data Sheet, Tes kepribadian pertama, Lembar

Woodworth Data Pribadi, adalah dikembangkan selama Perang Dunia I dan diterbitkan dalam bentuk akhirnya setelah perang (Woodworth, 1920). Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi merekrut militer yang akan kemungkinan untuk memecah dalam pertempuran. Bentuk akhir dari Woodworth terkandung 116 pertanyaan ke mana individu menjawab "Ya" atau "Tidak" Item yang dipilih dari daftar gejala yang dikenal dari gangguan emosional dan dari pertanyaan diminta oleh psikiater dalam wawancara
Tes Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Di dalam penyusunan atau pembuatan test pauli ini, Richard Pauli mengambil cara yang dipergunakan oleh Kraepelin, yaitu menggunakan suatu metode dengan cara mengerjakan penghitungan sederhana di mana yang hendak dilihat adalah kurva kerja dari testee. Kraepelin adalah seorang psikiater atau dokter jiwa yang menggunakan metode dengan menyuruh testee menghitung.

Tes yang termasuk tes proyeksi

1.Rorschach, Herman Rorschach, pencetus tes yang menyandang namanya, J. Kerner (1857) mencatat bahwa individu sering melaporkan makna pribadi istimewa atau unik saat melihat rangsangan noda tinta. Ia mengidentifikasi gangguan psikologis. dari inkblots mulai tahun 1911 dan memuncak pada tahun 1921 dengan penerbitan bukunya yang terkenal Psikodiagnostik. Setahun kemudian, ia tiba-tiba meninggal tak terduga karena penyakit serius pada usia 37. Rorschach dikonstruk untuk setiap kartu stimulus dengan menjatuhkan tinta ke selembar kertas dan dilipat. Hasilnya adalah bentuk yang unik, bilateral simetris pada latar belakang putih.

2. The Thematic Apperception Test (TAT) diperkenalkan pada tahun 1935 oleh Christina Morgan dan Henry Murray dari Harvard University. Hal ini sebanding dengan Rorschach dalam banyak hal, termasuk pentingnya dan masalah psikometri. Sebagai dengan Rorschach, penggunaan TAT tumbuh pesat setelah diperkenalkan; dengan pengecualian dari Rorschach, TAT digunakan lebih dari uji proyektif lainnya (Wood et al., 2003).

3. The Wartegg Zeichen Test (WZT, atau Wartegg Drawing Penyelesaian Test) diperkenalkan oleh Ehrig Wartegg (1939) sebagai metode evaluasi kepribadian dalam tradisi psikologi Gestalt di Leipzig, Jerman (pada sejarah awal metode ini, lihat Klemperer, 2000; Lockot, 2000; Roivainen, 2009). Bentuk WZT terdiri dari lembaran kertas berukuran A4 standar dengan delapan 4 cm 4 cm kotak dalam dua baris di bagian atas lembar. Sebuah tanda sederhana dicetak di masing-masing kotak.

4. Test Drawing Tree sebagian besar dikenal sebagai Baum Test ('baum' yang berarti pohon dalam bahasa Jerman), dan adalah metode aprojective dikembangkan oleh Jerman psikolog Charles Koch pada tahun 1952. TDT adalah tes non-invasif dan dapat disajikan kepada anak / pasien sebagai permainan menggambar, sehingga relative mudah dijalankan.

5. DAM ( Drawn A Man or Drawn A Person), Alat ini diadministrasi dengan selembar kertas kosong dan pensil serta penghapus oleh para pengujinya.

6.Children Apperception Test ( CAT), Alat tes ini mengandung 10 gambar dan sangat cocok pada anak usia 3 sampai 10 tahun. CAT didesain menyerupai TAT. Untuk anak-anak yang dibawah 3 tahun bisa menggunakan CAT-A yang berisi gambar-gambar hewan. Menurut pengembang tes ini, bagi anak-anak hewan lebih bisa dimaknai ketimbang gambar manusia. CAT juga ada yang bergambar manusia. Biasanya disebut CAT-H yang diperuntukkan untuk anak yang usianya lebih tua.
Goodenough-Harris Drawing Test, Tes ini tujuan awalnya merevisi tes DAP.Tes ini diciptakan oleh seorang penstandar tes inteligensi, yakni, Florence Goodenough.Tes ini bisa dikerjakan secara kelompok atau individual.

7. Complete-S, Tes ini adalah sekumpulan kata pertama dalam beberapa kalimat yang hanya bisa interpretasi melalui 2 cara.

Daftar Referensi:

•Gregory, J.R.(2004).Psychological testing:history, principles,and applications, fourth edition.USA:Allyn and Bacon

Jumat, 08 April 2016

Tes Kemampuan (Intelegensi, Kemampuan Belajar,& Kemampuan Kerja)

- Tes Intelegensi

Tes kecerdasan digunakan untuk berbagai tujuan, yaitu Untuk membantu dalam menentukan bakat, lalu untuk menilai keterbelakangan mental. Kemudian untuk mengenali jenis tertentu dari ketidakmampuan belajar. Selanjutnya untuk menilai kemampuan intelektual setelah kecelakaan, timbulnya demensia, penyalahgunaan zat, proses penyakit, dan trauma ke otak. Sebagai besar merupakan bagian dari proses penerimaan untuk sekolah swasta tertentu.

-Tes Intelegensi Untuk Individual

1. The Wechsler Scales of Intelligence
David Wechsler, seorang pikologi di Bellevue Hospital di New York. Ia memulai membuat tes pada tahun 1932. Tes Wechsler pertama, bernama Scales Wechsler-Bellevue Intelligence yang diterbitkan pada tahun 1939. Dalam membahas dasar pemikiran untuk tes barunya, Wechsler (1941)menjelaskan bahwa instrumen yang ada seperti Stanford-Binet sangat tidak memadai untuk menilai kecerdasan orang dewasa.
Wechsler-Bellevue dirancang untuk memperbaiki beberapa kelemahan yang ada pada dalam tes sebelumnya yaitu tidak ada perbandingan item tes untuk dewasa, lalu terlalu banyak pertanyaan menekankan manipulasi belaka, instruksi menekankan pada  kecepatan dengan tidak memperhatikan akurasi dan usia mental yang tidak relevan untuk pengujian dewasa.
Pada awalnya, Wechsler menggunakan formula:

Berbagai versi dan edisi tes Wechsler memiliki fitur-fitur umum berikut:
Sepuluh ke empat belas subtes. Pendekatan multi-subtes memungkinkan pemeriksa untuk menganalisis kekuatan individu dan kelemahan bukan hanya untuk menghitung skor tunggalsecara keseluruhan
Skala lisan terdiri dari lima atau enam subtes dan Skala Kinerja terdiri juga dari lima atau enam subtes.
Sebuah metrik umum untuk IQ dan Indeks skor. Mean untuk IQ dan indeks skor 100 dan deviasi standar 15 untuk semua tes dan semua kelompok umur.
Subyek umum dari usia yang berbeda. Misalnya, tes Wechsler prasekolah, anak, dan dewasa (WPPSI-R, WISC-III, dan WAIS-III) semua mengandung inti umum dari delapan subyek yang sama.

The Wechsler Substest : Deskripsi dan Analisa

Informasi : pengetahuan Faktual yang diujikan mengenai orang, tempat, dan fenomena umum. Contoh : Berapa mata yang anda miliki?
Rentang digit : ukuran dari recall pendengaran langsung untuk nomor. Digit ke depan dan Digit Mundur mungkin menilai kemampuan fundamental yang berbeda. Contoh : 6-1-3-4-2-8-5 menjadi 5-8-2-3-4-6
Kosakata: Subjek diminta untuk menentukan sampai beberapa lusin kata dengan tingkat kesulitan yang meningkat sementara pemeriksa menuliskan setiap respon verbatim.
Arimatika: terdiri dari masalah matematika secara lisan disajikan. terperiksa harus memecahkan masalah tanpa kertas atau pensil dalam batas waktu (biasanya 30 sampai 60 detik). Item sederhana menekankan operasi dasar dari penambahan atau pengurangan, misalnya: "jika Anda memiliki lima belas apel dan memberikan tujuh pada orang lain, berapa banyak yang tersisa?"
Pemahaman: Koleksi eklektik item yang memerlukan penjelasan daripada pengetahuan faktual belaka. Contoh: “mengapa orang memakai pakaian?
Persamaan: mengevaluasi kemampuan peserta ujian untuk membedakan hal yang penting dari kemiripan penting dalam objek, fakta, dan ide-ide.
Urutan Huruf dan Angka: Tes ini mengukur perhatian, konsentrasi, dan kebebasan dari hal yang mengganggu.
Penyelesiaian Gambar: Untuk subtes ini, peserta ujian meminta subtes untuk mengidentifikasi "bagian penting" yang hilang dari gambar.
Penataan Gambar: menggambarkan gambar pengaturan tugas, seperti yang bisa ditemukan pada WAIS-III. Subtes ini juga mengukur pemikiran sekuensial dan kemampuan untuk melihat hubungan antara peristiwa sosial.
Desain blok:  Pada Rancangan subtes, subjek  harus mereproduksi desain geometris dua dimensi dengan rotasi yang tepat dan penempatan blok berwarna tiga dimensi. Namun, item-item yang lebih sulit memerlukan analisis hubungan spasial, koordinasi visual-motor, dan aplikasi yang kaku logika (Fowler, Zillmer, & Maccaiocchio, 1990, Silverstein, 1982a).
Penalaran Matrix : subtes baru yang ditemukan hanya pada WAIS-III. Itu ditambahkan untuk meningkatkan penilaian jika penalaran nonverbal pada tes dewasa.
Perakitan Objek: Untuk setiap item, terperiksa harus merakit potongan jigsaw puzzle untuk membentuk objek umum.
Simbol sandi atau digit:  Versi WISC-III terdiri dari dua bagian yang terpisah dan berbeda, satu untuk diuji di bawah usia 8 (coding A) dan satu lagi untuk mereka yang berusia 8 tahun lebih (coding B). Namun, karena ada batas waktu dua menit, skor tinggi membutuhkan kinerja yang cepat.
Labirin: untuk mengukur perseptual organisasi dengan cukup baik.
Mencari Simbol : ukuran kinerja yang ditemukan pada WISC-III dan WAIS-III. Hal ini sangat sensitif terhadap dampak cedera otak traumatis (Donders et semua., 2001).
2. Wechsler Adult Intelligence Scale III
Wechsler Adult Intelligence Scale III adalah revisi signifikan dari WAIS-R, meskipun banyak dari item sebelumnya tetap dipertahankan. Rincian dari subtes untuk empat skor indeks adalah sebagai berikut:
a. Index pemahaman verbal yaitu kosakata, kesamaan, dan informasi
b. index pengorganiasian persepsi yaitu Penyelesaiam gambar, desain blok, dan penalaran matrix.
c. Index Memory yang bekerja yaitu arimatika, rentang digit, dan urutan huruf-gambar
d. Index kecepatan memproses yaitu simbol sandi atau digit dan pencarian simbol
Reliabilitas dari tes ini sangatlah baik, sedangkan untuk pengujian validitasnya, tes ini menggunakan validitas criterion dan hasilnya juga baik setelah diujikan baik untuk menghitung kecerdasan maupun mengukur prestasi akademik.

3.Wechsler Intelligence Scale for Children III
The WISC diterbitkan pada tahun 1949 sebagai perpanjangan ke bawah dari asli Wechsler-Bellevue. WISC-III terdiri dari 10 subtes dan 3 subtest tambahan. Subtest verbal dan kinerja jika diurutkan yaitu:
Subtest Verbal terdiri dari informasi, kesamaan, aritmatika, kata-kata, pemahaman, dan rentang digit.
Subtes Kinerja terdiri dari melengkapi gambar, sandi, pengaturan gambar, kumpulan gambar, pencarian simbol, dan labirin.
Tes ini membsgi subjek menjadi 4 kelompok umur yaitu umur 6 sampai 7 tahun, umur 8-10 tahun, umur 11 sampai dengan 13 tahun dan umur 14 sampai 16 tahun yang secara kuat menunjukkan adanya sebuah a factor solution. Keempat faktor itu yaitu:
Pemahaman kata-kata yaitu termasuk informasi, kesamaan,kosakata, dan pemahaman
Organization perceptual yaitu termasuk melengkapo gambar, pengaturan gambar, desain blok dan kumpulan
Freedom from distractibility yaitu termasuk aritmatika dan rentang digit
Kecepatan memproses yaitu sandi dan pencarian simbol.
4. Standford Binet Intelligence Scale: Fifth Edititon
Standford Binet Intelligence Scale: Fifth Edititon adalah tes intelegensi Standford Binet yang terbaru.
Fitur khusus dari SB5 The pengembang SB5 juga menyaring item tes  yang berkaitan dengan keadilan berdasarkan agama serta fokus tradisional. Panel ahli meneliti seluruh tes pada isu-isu keadilan terkait dengan variabel standar (jenis kelamin, ras, etnis, dan cacat) dan tradisi keagamaan (Kristen, Yahudi, latar belakang Muslim, Hindu, dan Budha).
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah pengujian kecerdasan yang tradisi keagamaan telah dipertimbangkan dalam pengembangan tes. Akhirnya, faktor Memory bekerja, yang terdiri dari kedua subtes verbal dan nonverbal, menunjukkan hal tersebut membantu untuk menilai dan memahami anak-anak dengan gangguan attention deficit / hyperactivity.
SB5 ini cocok untuk anak usia 2 sampai dewasa usia 85 dan lebih tua, dan sampel standardisasi terdiri dari 4.800 individu dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, etnis, regional, dan tingkat pendidikan di Amerika Serikat berdasarkan data sensus tahun 2000.
5. Detroit Test of Learning Aptitude-4
Detroit Test of Learning Aptitude-4 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1935. Didesain untuk anak sekolah berusia 6 sampai 17 tahun. Berikut ini adalah deskripsi bagian dari  Subtes DTLA-4.
Dalam test ini, terdapat dua kelompok gabungan yaitu kemampuan mental secara umum dan dan level optimal.

6. Kaufman Brief Intelligence Test (K-BIT)
Pencipta dari Kaufman Brief Intelligence Test yaitu Alan Kaufman. Terdiri dari vocabulary section dan matrices section. Kaitan 2 hal tersebut menunjukkan korelasi yang kuat (r=.88). Vocabulary section dibagi menjadi 2 bagian yaitu: expressive vocabulary and definitions. Sedangkan untuk Matrices Section menyelesaikan 2x2 dan 3x3 analogi yang menggunakan stimuli figural. The K-BIT digunakan untuk subjek yang berumur 4-30 tahun dan diadminstrasikan 15 sampai 30 menit.
- Tes Intelegensi untuk kelompok

1. Karakteristik Tes Intelegensi untuk kelompok
Tes kecerdasan kelompok yang pertama kalipada awal abad kedua puluh di Amerika Serikat.Meskipun demikian, asal-usul instrumen ini dapat ditelusuri dengan upaya psikolog Eropa abad kesembilan belas.Tes kecerdasan kelompok modern yang digunakan  untuk teknik penyelesaian dikembangkan pada tahun 1890 oleh Ebbinghaus (1896).
Beberapa tahun kemudian, keberhasilan praktis Binet,menginspirasi psikolog  untuk mengembangkan tes kecerdasan yang dapat diberikan secara bersamaan untuk sejumlah besar peserta ujian.
Perbedaan antara kelompok dan tes individu. Tes kelompok berbeda dari tes individu dalam lima cara:
° pilihan ganda dibandingkan open-ended format
° scoring yang objektif terhadap pemeriksa scoring
° Kelompok terhadap administrasi individual
° aplikasi di skrining terhadap perencanaan perbaikan
° besar dibandingkan sampel standardisasi hanya besar
Keuntungan dan kerugian dari pengujian kelompok yaitu  pengujian kelompok menimbulkan dua risiko yang saling terkait: (1) beberapa peserta ujian akan menghasilkan hasil yang  jauh di bawah kemampuan mereka yang sebenarnya, karena masalah motivasi atau kesulitan mengikuti arah dan (2) nilai yang tidak valid tidak akan diakui sebagai demikian dengan konsekuensi yang tidak diinginkan untuk hal ini.
1.  Multidimensional Aptitude Battery
Multidimensional Aptitude Battery (MAB) adalah suatu tes intelegensi kelompok yang berbasis pilihan ganda yang didesain seperti sebuah kertas dan pensil dalam kedudukan yang seimbang. Lalu ia mempunyai 3 bagian yaitu verbal, kinerja, dan full scale IQ.  Dalam bagian veerbal yaitu ada (Informasi, pemahaman, aritmatik, kesamaan, dan kosakata) lalu ada kinerja yaitu simbol digit, pelengkapan gambar, spasial, menyusun gambar, dan kumpulan objek).
2. Shipley Institute of Living Scale (SILS)
Shipley Institute of Living Scale juga dikenla dengan Shipley-Hartford karena dibuat di daerah Hartford, Connecticut, Amerika Serikat beberapa dekade yang lalu. The SILS awalnya diusulkan sebagai indeks kerusakan intelektual, dalam upaya untuk mengukur efek dari demensia, kerusakan otak, dan kondisi organik lainnya
The SILS mempunyai dua substest, kosakata dan abstraksi. The SILS terdiri dari 40 item pilihan kosakata ganda dan 20 item berpikir abstrak. Setiap pilihan tersebut yaitu  benar atau salah. Item abstrak dihitung ganda, sehingga skor maksimal pada setiap setengah dari tes adalah 40 poin. Skor komposit juga dilaporkan. Tes ini sendiri diberikan dengan batas 10 menit untuk masing-masing dua bagian. Beberapa pengguna mendukung penggunaan dibatasi waktu pengujian, dan norma-norma yang terpisah telah dikembangkan untuk pendekatan ini (Heinemann, Harper, Friedman, & Whitney, 1985).Tugas ujian pada bagian kosakata adalah memilih sinonim dari kata dari empat alternatif. 40 item seperti berikut:
° rumah kapal garpu pohon perahu
Meskipun itu adalah tes skrining lumayan, yang SILS memiliki sejumlah keterbatasan yang signifikan:
- The SILS adalah tidak pantas untuk orang IQ rendah atau mereka yang cacat bahasa signifikan
- Tes memiliki kekurangan, terutama penilaian pada abstraksi, dan tidak menyebarkan  uji IQ yang tinggi
- SILS memiliki kesalahan mendekati 11 poin IQ yang mungkin terlalu berlebihan untuk banyak aplikasi.
3. A Multidimensional Battery : Cognitive Abilities Test (CogAt)
Tes kemampuan kognitif (CogAt) adalah salah satu baterai tes terbaik berbasis sekolah yang digunakan saat ini (Lohman & Hagen, 2001). Revisi terbaru dari tes adalah CogAt edisi bertingkat, bentuk 6 dirilis pada tahun 2001.
The CogAt berevolusi dari tes kecerdasan Lorge- Thorndike, salah satu tes kelompok pertama intelijen dimaksudkan untuk digunakan secara luas dalam sistem sekolah. The CogAt terutama ukuran kemampuan skolastik, tetapi juga menggabungkan baterai penalaran non verbal dengan item yang ada tidak ada hubungannya langsung dengan instruksi sekolah formal.
Sembilan subset CogAt multilevel dikelompokkan menjadi tiga baterai sebagai berikut,
a. Baterai Verbal (Klasifikasi lisan,  Melengkapi kalimat, Analogi lisan)
b. Baterai kuantitatif  (Hubungan kuantitatif, Nomor seri, Bangunan persamaan)
C. Baterai nonverbal (Klasifikasi angka, analogi angka, Analisis angka).
The CogAt Edisi bertingkat adalah tes kelompok yang sangat handal kecerdasan bernorma untuk siswa di kelas tiga sampai dua belas.Standarisasi bersamaan dengan dua tes prestasi adalah fitur yang praktis.
4. Culture Fair Intelligence Test (CFIT)
Culture Fair Intelligence Test (CFIT) adalah ukuran nonverbal dari kecerdasan cairan pertama kali disusun pada tahun 1920 oleh pengukuran psikolog terkemuka Raymond B.Cattell. Tujuan dari CFIT adalah untuk mengukur kecerdasan cairan analitis dan kemampuan penalaran dalam situasi abstrak dengan cara yang bebas dari bias budaya. Tes disebu tes kecerdasan bebas dari budaya, bahwa pengaruh budaya tidak dapat sepenuhnya punah dari tes kecerdasan.
The CFIT telah mengalami beberapa revisi, pada saat muncul dari tahun 1961. Tes terdiri dari tiga versi: skala 1 adalah untuk digunakan dengan orang dewasa yang cacat mental dan anak-anak usia 4-8 tahun. Skala 2 adalah orang dewasa di kisaran rata-rata kecerdasan dan anak-anak usia 8-13 tahun , skala 3 adalah untuk orang dewasa kemampuan tinggi dan untuk SMA dan mahasiswa.
Terdiri dari dua bentuk yang setara, disebut bentuk A dan bentuk b. Setiap bentuk terdiri dari empat subtes: seri, klasifikasi, matriks, dan kondisi. Meskipun CFIT adalah tes yang layak, itu sangat membutuhkan revisi dan renorming.
5. Raven Progressive Matrices (RPM)
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1947, Raven Progressive Matrices (RPM) adalah tes lisan non penalaran induktif berdasarkan rangsangan figural (Raven, Court & Raven, 1986,1992). Tes ini telah sangat populer dalam penelitian dasar dan juga digunakan dalam beberapa pengaturan kelembagaan untuk tujuan skrining intelektual.
RPM awalnya dirancang untuk menghitung ukuran faktor g Spearman. Untuk alasan ini, Raven memilih format khusus untuk tes yang mungkin diperlukan latihan g.Secara khusus, untuk benar menjawab item pada RPM, peserta ujian harus mengidentifikasi pola berulang atau hubungan antara stimuli figural diselenggarakan dalam matriks 3x3. Item yang diatur dalam rangka peningkatan kesulitan, maka referensi ke matriks progresif.
Raven test terdapat  serangkaian tiga instrumen yang berbeda. Matriks progresif berwarna adalah tes 36 item yang dirancang untuk anak-anak 5-11 tahun. Matriks progresif standar bernorma untuk peserta ujian dari 6 tahun ke atas, meskipun sebagian besar item begitu sulit bahwa tes paling cocok untuk orang dewasa. Tes ini terdiri dari 60 item dikelompokkan ke dalam 5 dari 12 perkembangan.
Matriks progresif canggih mirip dengan versi standar, tetapi memiliki standar yang tinggi. Versi lanjutan terdiri dari 12 masalah di set I dan 36 masalah di set II. Bentuk ini sangat cocok untuk orang intelek superior.RPM adalah khususnya yang berharga untuk pengujian tambahan dari anak-anak dan orang dewasa dengan pendengaran, bahasa, atau gangguan fisik.

Test Intelegensi untuk Anak-anak Pra-Sekolah
Ada beberapa tes kecerdasan diberikan secara individual cocok untuk anak-anak prasekolah. Schakel (1986) telah membagi menjadi  4 besar macam tes yaitu:
1. The Wechsler Preschool and Primary Skills Scale of Intelligence Revised (WPPSI-R)
The WPPSI-R sangat mirip dengan pendahulunya, namun menawarkan norma diperbarui dan aplikasi agar lebih luas range-usia 3 tahun sampai 7 tahun dan 3 bulan (Wechsler, 1989). Selain itu, beberapa item tanggal dan bias direvisi, dan versi perakitan objek ditambahkan ke subtest asli.
The WPPSI-R subtes adalah sebagai berikut
-verbal (informasi, pemahaman, aritmatika, kosa kata, kesamaan, kalimat)
- Kinerja (perakitan objek, desain geometris, desain blok, labirin, gambar selesai, pasak hewan).
2. Standford Binet: Fourth Edition
Terhubungkan rentang usia 2 tahun sampai dewasa, the Standford Binet: edisi keempat (SB: FE) adalah salah satu tes yang langka dirancang untuk digunakan dengan anak-anak prasekolah, anak-anak, dan orang dewasa sama (Thorndlike, Hagen, & Sattler, 1986). SB: FE terdiri dari 15 subtes, tetapi tidak semua subyek yang diberikan kepada masing-masing kelompok umur.
- Verbal (kosakata *, pemahaman *, absurditas *, hubungan lisan)
- Abstrak / penalaran visual (pola analisis *, menyalin *, matriks, melipat kertas dan memotong)
- Penalaran kuantitatif (quantitative *, nomor seri, bangunan persamaan)
- Memori jangka pendek (manik memori *, memori kalimat, memori untuk digit, memori benda)
3. Kaufman Assesment Battery for Children  (K-ABC)
K-ABC adalah ukuran gabungan kecerdasan dan prestasi yang dibangun longgar dalam kerangka teoritis neuropsikologi modern (Luria, 1966; Das, Kirby, & Jarman, 1979)
Para pendukung klaim K-ABC yan memiliki relevansi yang lebih besar untuk perencanaan psychoeducational dari tes tradisional seperti Wechsler dan The Standford Binet.
Dirancang untuk ujian usia 2,5 tahun sampai 12,5 tahun.  K-ABC terdiri dari 16 subyek, dengan tidak lebih dari 13 diberikan untuk salah satu anak. Trn dari subyek menghasilkan komposit proses mental, yang bernorma untuk menghasilkan rata-rata akrab 100 dan standar deviasi 15. Enam subyek lainnya membentuk skala prestasi. Sepuluh subyek proses mental dipecah menjadi dua skala global:
- Yang memproses secara bersamaan skala (window sihir, pengenalan wajah *, gestalt penutupan, segitiga *, analogi matrix *, memori spasial *, seri foto *)
- Timbangan pemrosesan sekuensial (gerakan tangan *, jumlah recall, dan urutan kata)
* Skala nonverbal
4. Mccarthy Scales of Children Abilities
Mccarthy Scales of Children Abilities (MSCA) adalah tes kecerdasan diberikan secara individual dirancang untuk anak usia 2,5 sampai 8,5 tahun (Mccarthy, 1972).
Tes terdiri dari 18 subtes terpisah (memori bergambar, pengetahuan word, memori verbal, kefasihan lisan, analogi sebaliknya, blok bangunan, memecahkan teka-teki, penyadapan urut, orientasi kiri kanan, menggambar desain, menggambar anak, pengelompokan konseptual, jumlah pertanyaan, memori numerik, menghitung dan menyortir, koordinasi kaki, koordinasi lengan, dan tindakan meniru).
Subtes berkontribusi nilai pada lima skala, masing-masing skala berasal dari tiga sampai tujuh subyek: verbal, kinerja persepsi, kuantitatif, memori. Tes ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dari kedua anak normal dan orang-orang dengan ketidakmampuan belajar

Test Kemampuan Belajar

Tes ini digunakan untuk tujuan berikut: Untuk menentukan seberapa baik siswa adalah belajar. Untuk menilai seberapa baik kelas, kelas, sekolah, sistem sekolah, atau negara adalah belajar pengetahuan konten. Sebagai metode untuk mendeteksi masalah belajar. Sebagai metode identifikasi bakat. Untuk membantu menentukan apakah seorang anak siap siap untuk pindah ke tingkat kelas berikutnya. Untuk menilai efektivitas guru. Untuk membantu menentukan kesiapan atau penempatan di perguruan tinggi, sekolah pascasarjana, atau sekolah profesional. Untuk menentukan apakah seseorang telah menguasai pengetahuan konten untuk kemajuan professional.
1. Survey Battery Achievement Testing
Test dapat membantu pada beberapa tingkat. Misalnya, dengan memberikan laporan profil individu, mereka dapat membantu siswa, orang tuanya, dan nya guru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dan mengembangkan strategi untuk bekerja pada bidang akademik yang lemah.
a. National Assessment of Educational Progress (NAEP)
Sebagian karena setiap negara memiliki cara yang unik dalam menilai siswa, ada mencuci dorongan untuk mengembangkan salah satu prosedur penilaian yang akan memungkinkan perbandingan nasional yang akan dibuat di semua negara.
Semua negara diminta untuk berpartisipasi dalam penilaian NAEP dalam matematika dan membaca yang terjadi setiap dua tahun, dan sebagian besar negara juga berpartisipasi dalam pengujian berkala secara tertulis dan ilmu pengetahuan.
b. Standford Achievement Test
Stanford Achievement Test adalah salah satu tes prestasi baterai survei tertua, yang telah diperkenalkan pada tahun 1923 (Carney, 2006; Morse, 2005). The Standford Achievement Test, seperti tes prestasi baterai survei lainnya dilakukan secara nasional, menawarkan sejumlah laporan interpretatif, termasuk individu Profil, kelas Pengelompokan, dan Pengelompokan Sistem sekolah.
c. Iowa Test Basic Skills (ITBS)
Salah satu tes prestasi tertua dan paling terkenal yaitu Iowa Test Basic Skills(ITBS). Awalnya pembangunan pada tahun 1935, itu telah berubah dari awal. Versi saat ini digunakan adalah Form A (2001), Formulir B (2003), dan Formulir C (2007). 
d. Metropolitan Achievement Test
Pertama kali diterbitkan pada tahun 1930-an, The Metropolitan Achievement Test adalah tes populer dengan kertas dan pensil, versi terbaru yang merupakan edisi kedelapan (Harwell, 2005, Lukin, 2005).
1. Test Diagnostik
Meskipun tes diagnostik pasti ada sebelum ide penggunaannya, serta pengembangan tes diagnostik baru, sangat diperluas sebagai hasil dari hukum-hukum ini di bagian kita akan meninjau tiga dari tes diagnostik yang lebih umum keberhasilan sering digunakan untuk menilai masalah pembelajaran yaitu: The Wide Range Achievement Test 4, KeyMAth Diagnostic Arithmetic Test, Peabody Achievement Test.
a. The Wide Range Achievement Test 4
The Wide Range Achievement Test 4 untuk menilai dasar membaca, mengeja, matematika, dan keterampilan kalimat pemahaman. Hal ini "dimaksudkan untuk digunakan oleh orang-orang profesional yang membutuhkan sesuatu yang cepat, sederhana,berdasarkan  penilaian psikometri merupakan keterampilan akademik dasar yang penting" (Wilkinson & Roberston,2006)
b. Peabody Individual Achievement Test
Edisi Tahun 1998 adalah edisi revisi  dari Peabody Individual Achievement Test Normative Updates, memberikan screening akademis untuk anak-anak di kelas 12 dan mencakup enam bidang konten: Informasi Umum, reading recognition, reading comprehension, matematika, ejaaan, dan written expression (Cross,2001;Fager,2001)
2. Pengujian Kesiapan
Pengujian kesiapan terbagi menjadi 3 hal yaitu : Kindergarten Readiness Test, Metropolitan Readiness Test, dan Gasell School Readiness Test.
a. Kindergarten Readiness Test
Kindergarten Readiness Test  yang tujuannya adalah untuk menentukan apakah seorang anak siap untuk mulai TK, diberikan secara individual, membutuhkan waktu sekitar 15 sampai 20 menit, dan memberikan penilaian terhadap Penalaran, Bahasa, pendengaran, dan Perhatian visual,angka , keterampilan motorik halus, dan beberapa daerah lain kognitif dan sensorik-persepsi "untuk anak usia 4 sampai 6 tahun.
b. Metropolitan Readness Test
Metropolitan Readness Test Sixth Edition (MRRT6), dirancang untuk menilai dimulai keterampilan pendidikan di anak-anak prasekolah, taman kanak-kanan  dan kelas pertama. Hasilnya pada umumnya dilaporkan menggunakan skor baku atau persentil.
c. Gesell School Readiness Test
Gesell School Readiness Test Firth Edition, diterbitkan pada tahun 1980 dan dirancang untuk menilai keterampilan pribadi dan sosial, pertumbuhan saraf dan motor, perkembangan bahasa, dan perilaku adaptif keseluruhan, atau kemampuan anak untuk beradaptasi dengan situasi baru.
3. Cognitive Ability Test
1. Otis-Lennon School Ability Test
Otis-Lennon School Ability Test  adalah salah satu yang lebih umum tes kemampuan kognitif. Dengan menilai siswa berpikir abstrak dan keterampilan penalaran melalui bagian verbal dan nonverbal, menyediakan pendidik dengan informasi tentang apa yang diharapkan dari siswa (Harcourt Assessment, 2008).
2. The Cognitive Ability Test
Tujuan dari tes termasuk: (1) untuk membantu guru memahami kemampuan setiap anak di dalam kelas sehingga guru dapat mengoptimalkan instruksi untuk setiap anak, (2) untuk menyediakan sarana yang berbeda untuk mengukur kemampuan kognitif dari tes prestasi tradisional, dan (3) untuk mengidentifikasi siswa yang mungkin memiliki perbedaan besar antara mereka kognitif pengujian kemampuan dan pengujian prestasi mereka (DiPerna, 2005).
3. Collage and Graduate School Admission Exams
Sejumlah tes kemampuan kognitif yang digunakan untuk memprediksi prestasi dalam kolase dan lulusan sekolah.
a. ACT, Tes masuk yang paling banyak digunakan di tingkat sarjana, dirancang untuk menilai perkembangan pendidikan dan kemampuan untuk menyelesaikan tingkat perguruan tinggi kerja (ACT News, 2008).
b. SAT, tes sarjana kolase besar lainnya di SAT Reasoning Test. SAT mengukur berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah di tiga bidang: membaca, matematika, dan bagian tulisan yang memiliki pertanyaan pilihan ganda serta contoh penulisan.
d. MAT, tes lain yang digunakan untuk masuk ke sekolah pascasarjana adalah Miller Analogi Test, yang "langkah-langkah kemampuan Anda untuk mengenali hubungan antara ide-ide, kefasihan Anda dalam bahasa Inggris, dan pengetahuan umum Anda humaniora, ilmu alam, matematika, dan ilmu-ilmu sosial" (Miller Analogi, 2008-2009, p.2).
e. GRE, General Test GRE General Subject Test adalah tes kemampuan kognitif sering dibutuhkan oleh sekolah pascasarjana AS.

Tes Kemampuan Kerja
1. Tes kemampuan kognitif
kemampuan kognitif dapat merujuk baik ke konstruk umum mirip dengan kecerdasan atau ke berbagai konstruk spesifik kemampuan verbal seperti, kemampuan numerik, persepsi spasial, atau kecepatan persepsi (Kline, 1993).
Tes kemampuan kognitif umum dan langkah-langkah keterampilan kognitif tertentu memiliki banyak aplikasi dalam seleksi personil, evaluasi, dan penyaringan.
2. Wonderlic Personnel Test
Wonderlic Personnel Test  (WPT) Apakah benar-benar tes sekelompok kemampuan mental umum (Hunter, 1989; Wonderlic 1983). Item jenis di Wonderlic yang cukup beragam dan mencakup kosa kata, kalimat penataan ulang, pemecahan masalah aritmatika, induksi logis, dan interpretasi dari peribahasa. Contoh item yaitu:
Regress adalah kebalikan dari
A. menelan
c. Dekat
b. Muka
D. Terbuka
3. Bennett Mechanical Comprehension Test
Sebuah instrumen yang berguna untuk pengujian kerja adalah Bennett Mechanical Comprehension Test (BMCT). Tes ini terdiri dari gambar tentang yang terperiksa harus menjawab pertanyaan sederhana. Situasi digambarkan menekankan prinsip-prinsip mekanik dasar yang mungkin ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Terlepas dari keunggulan psikometri, yang BMCT ini perlu modernisasi, karena test dianggap terlalu kuno.
4. Minnesota Clerical Test
Minnesota Clerical Test (MCT), yang dimaksudkan untuk mengukur kecepatan persepsi dan akurasi relevan dengan pekerjaan administratif, tetap essentialy berubah dalam format sejak diperkenalkan pada tahun 1931, meskipun norma telah mengalami beberapa revisi, terakhir pada tahun 1979 (Andrew, Peterson & Longstaff, 1979 ). THe MCT dibagi menjadi dua subtes: jumlah perbandingan dan nama perbandingan. Setiap subtes terdiri dari 100 identik dan 100 pasang berbeda dari digit atau huruf kombinasi.
contoh:
jumlah perbandingan
- 3496482 ________ 3495482
nama perbandingan
- New york globe_____ York dunia baru
5. Employee Aptitude Survey
Dua dari sepuluh subyek dari survei bakat karyawan (EAS) dapat digunakan untuk menilai kemampuan motorik persepsi (Grimsley, Ruch, Warren & Ford, 1994).
The EAS terutama baterai kognitif digunakan untuk seleksi personil dalam organisasi. Namun tes 3- mengejar visual dan uji 9- speed manual capture akurasi beberapa keterampilan motorik persepsi yang diusulkan oleh Fleishmann
6. Minnesota Rate of Manipulation Test
Minnesota Rate of Manipulation Test digunakan  untuk penilaian jari tangan lengan ketangkasan. Tes ini telah digunakan sejak tahun 1940-an untuk skrining karyawan dalam berbagai pengaturan industri. Lima subtes termasuk menempatkan, mengubah, menggusur, satu tangan memutar dan menempatkan, dan dua tangan memutar dan menempatkan.
7. Purdue pegboard
Tes ini dirancang di Purdue University pada tahun 1948 sebagai bantuan dalam pemilihan berbagai jenis kerja manual. Thebtest mengukur ketangkasan untuk jenis kegiatan: gerakan tangan, jari tangan dan lengan: dan ketangkasan jari diperlukan dalam tugas perakitan. Tes ini akan muncul untuk menilai campuran kompleks dari kemampuan motorik persepsi diidentifikasi oleh Fleishman.


Daftar Refrensi

°Gregory, J.R.(2004).Psychological testing:history, principles,and applications, fourth edition.USA:Allyn and Bacon
°Neukrug,E.S&Fawcett,R.C.(2010).Essentials of testing and assessment: a practical guide for counselors,social workers, and psychologists.Canada:Cengage Learning

Jumat, 01 April 2016

Sejarah Psikodiagnostik

Perkembangan selama 1940-an dan 1950-an

Selama tahun 1940-an dan 1950-an, peneliti dan dari bidang klinis mulai mekonseptualisasi dan menyelidiki dimensi penting mengenai wawancara:
1. Kontent dibandingkan proses. Orientasi
2.Tujuan (pemecahan masalah) terhadap elemen ekspresif.
3.Derajat dari pengarahan
4. banyaknya Struktur
5. aktivitas diungkapkan oleh peserta.
Isu-isu ini telah menjadi fokus dari studi penelitian banyak. Sebuah studi representatif dan sering dikutip pada gaya pewawancara dilaporkan oleh W. Snyder (1945), yang menemukan bahwa pendekatan non direktif kemungkinan besar untuk membuat perubahan yang menguntungkan dan eksplorasi diri pada klien. Sebaliknya, gaya direktif menggunakan persuasi, interpretasi, dan penilaian pewawancara biasanya mengakibatkan klien menjadi defensif.

Sejumlah besar penelitian pada tahun 1960 didorong oleh C. Rogers (1961), yang menekankan pemahaman bahan interpersonal yang tepat diperlukan untuk hubungan optimal terapi (kehangatan, hal positif, keaslian). Mengelaborasi pada ide-ide Roger, Truax dan Carkhuff (1967) mengembangkan skala lima poin untuk mengukur pemahaman pewawancara klien. Skala ini digunakan untuk penelitian tentang wawancara, pelatihan terapis, dan dukungan. Penelitian lain mekonsepkan wawancara sebagai suatu sistem interaktif di mana para peserta secara bersamaan mempengaruhi satu sama lain (Matarazzo, 1965; Watzlawick, Beavin, & Jackson, 1966). 

Tahun 1960-an juga melihat perkembangan dan formalisasi penilaian perilaku, terutama dalam bentuk wawancara yang diarahkan pada tujuan yang difokuskan pada pemahaman saat ini dan masa lalu serta mendirikan perilaku sasaran yang bisa diterapkan. Para pendukung penilaian perilaku juga mengembangkan self-report untuk bidang-bidang seperti depresi, ketegasan, dan ketakutan.

Perkembangan selama tahun 1970

Penilaian dengan orang dewasa dan anak-anak selama tahun 1970-an melihat penjabaran lebih lanjut mengenai wawancara. Sebuah wawancara terstruktur khas akan Diselesaikan oleh pewawancara baik selama atau langsung setelah wawancara.

Perkembangan selama tahun 1980

Banyak tren, konsep, dan instrumen yang dikembangkan pada 1960-an dan 1970-an yang lebih disempurnakan dan disesuaikan untuk tahun 1980-an. Salah satu upaya penting adalah adaptasi dari banyak instrumen untuk DSM-III (1980) dan DSM-III-R (1987). Selain itu, penggambaran peningkatan gangguan kecil diperlukan pengetahuan yang lebih terkait dengan berbeda-sajalah diagnosis dan permintaan yang lebih besar untuk wawancara terstruktur sebagai tambahan untuk penilaian. Banyak upaya yang konsisten dengan penggunaan kriteria diagnostik yang spesifik bersama dengan permintaan untuk efisiensi, efektivitas biaya, dan akuntabilitas. Meskipun kekhawatiran tentang interpretasi berbasis komputer (Groth-Marnat & Schumaker, 1989), beberapa fungsi-fungsi ini mulai dilakukan oleh program komputer khusus.

Selama tahun 1980 pertengahan dan akhir, kebanyakan dibidang klinis, terutama mereka yang bekerja di lembaga-lembaga besar, menggunakan kombinasi terstruktur antar-pandangan dan pendekatan terstruktur terbuka. Beberapa penelitian difokuskan pada wawancara awal mengenai pengambilan keputusan klinis dan hasil terapi kemudian (Hoge, Andrews, Robinson, & Hollett, 1988; Turk & Salovey, 1985).

Selanjutnya, tema berlanjut di tahun 1990-an adalah dampak gender dan isu-isu budaya dan pengembangan lebih lanjut dari wawancara terstruktur. Dalam beberapa kasus, masalah sebelumnya telah menghasilkan ketegangan. Misalnya, tuntutan yang lebih besar untuk intervensi terfokus singkat bertentangan dengan penekanan wawancara terstruktur pada prosedur rinci dan sering memakan waktu. Selain itu, telah ada kepentingan klinis dan politik yang lebih besar melekat mendeteksi dan mengobati penyalahgunaan masa kanak-kanak.

1990 dan sampai sekarang.

Dua fitur mendefinisikan psikologi di tahun 1990-an dikelola perawatan kesehatan dan kontroversi keabsahan kenangan direpresi. Kedua isu ini memiliki implikasi yang signifikan untuk wawancara. perawatan kesehatan berhasil menekankan efektivitas biaya penyediaan pelayanan kesehatan; dan untuk wawancara, ini berarti mengembangkan informasi yang diperlukan dalam jumlah sedikit waktu. Ini mungkin berarti wawancara aliran lapisan dengan memaksimalkan informasi atau kertas-pensil bentuk komputer yang diturunkan. Ini membawa pada masalah yang lebih besar dari sejauh mana praktisi perlu menghabiskan tatap muka waktu dengan klien vs berasal informasi melalui cara lain. Perkembangan terapi sesi tunggal (Hoyt, 1994) menggambarkan singkatnya potensi informasi yang mungkin diperlukan sebelum membuat intervensi terapeutik.

Daftar Referensi:

• Marnat,G.G.(2003).Handbook of  assessment fourth edition.New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Kamis, 24 Maret 2016

Psikodiagnostik : Alat dan Produk

Fakta dasar pikodignostik adalah sebagai alat. Seperti alat-alat lain, tes psikologi dapat sangat membantu-bahkan tak tergantikan-bila digunakan dengan tepat dan terampil. Tetapi, tes juga dapat disalahgunakan dengan cara-cara yang mungkin membatasi atau menggagalkan kegunaan alat tes tersebut dan, bahkan mengakibatkan konsekuensi berbahaya.

Semua alat, termasuk alat tes dapat dievaluasi berdasarkan seberapa baik mereka dirancang dan dibangun. Ketika evaluasi didakan, sering melibatkan isu-isu kebijakan, nilai-nilai sosial, dan kepentingan politik.

Fakta yang paling dasar kedua tentang tes psikologi adalah bahwa mereka produk. Walaupun ini adalah fakta yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari hal tersebut.Test adalah produk yang terutama dipasarkan dan digunakan oleh psikolog profesional dan pendidik.

Namun demikian, faktanya bahwa jika sebagian besar, tes psikologi yang disusun, dikembangkan, dipasarkan, dan dijual untuk tujuan diterapkan dalam pendidikan, bisnis, forensik, atau kesehatan mental. Mereka juga harus membuat profit bagi yang memproduksi mereka, sama seperti produk komersial lainnya.

Seringkali, kesalahan ketika mencoba untuk menciptakan makna dari peristiwa, apakah itu perilaku, sejarah, atau biologi, adalah bahwa sydah menjelaskan sebelum mempertimbangan fakta-fakta yang memadai.

Tugas psikodiagnostik adalah untuk menyeimbangkan kedua sisi dialektika ini dan tidak menyerah pada baik polaritas. Mengidealkan subjektivitas sebagai kredibilitas penalaran kita.

Di sisi lain, untuk menjunjung risiko empirisme, sebaiknya mengumupulkan seperti fenomena alami yang paling dekat mendekati dunia nyata pasien. Lalu sebaiknya mencatat data subjektif daripada mengingatnya. Melakukan hal itu memungkinkan kita untuk melihat bagaimana mereka sesuai dengan konten tes dan skor yang telah diperoleh pada titik yang sama. Sebaiknya melacak variasi baik data subjektif dan objektif di tuntutan situasional dan intervensi, sehingga menggunakan pasien sebagai kontrol sendiri seperti yang dilakukan di-kasus tunggal metodologi penelitian.

Sebagai contoh, ketika seorang dokter membaca pertanyaan rujukan dengan mengamati klien, ia sudah mengembangkan hipotesis tentang klien tersebut. Lalu memeriksa untuk menilai validitas observasi. Tahap-tahapnya yaitu:

Tahap 1 : Dalam tahap pertama ini melibatkan mengumpulkan data tentang klien. Ini dimulai dengan pertanyaan rujukan dan diikuti oleh tinjauan sejarah sebelumnya klien dan catatan. Pada tahap ini, klinisi sudah mulai mengembangkan hipotesis tentatif dan untuk memperjelas pertanyaan untuk penyelidikan lebih rinci.

Tahap 2: Pada tahap ini berfokus pada pengembangan berbagai kesimpulan tentang kesimpulan mengenai klien.

Tahap 3 : Karena tahap ketiga yang bersangkutan dengan baik menerima atau menolak kesimpulan dikembangkan dalam Tahap 2, ada interaksi konstan dan aktif antara fase-fase ini.

Tahap 4 : Sebagai hasil dari kesimpulan yang dikembangkan dalam tiga tahap sebelumnya, klinisi dapat bergerak ke Tahap 4 dari kesimpulan spesifik untuk pernyataan umum tentang klien. Ini melibatkan menguraikan setiap inferensi untuk menggambarkan tren atau pola klien.

Tahap 5 : Tahap kelima melibatkan penjabaran lebih lanjut dari berbagai ciri-ciri kepribadian individu. Ini merupakan integrasi dan korelasi karakteristik klien.

Tahap 6 : Tahap 6 tempat deskripsi komprehensif ini orang tersebut ke dalam konteks situasional dan Tahap 7 membuat prediksi spesifik mengenai tingkah lakunya.

Tahap 7 adalah elemen yang paling penting yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan mengharuskan dokter memperhitungkan interaksi antara variabel pribadi dan situasional.

Daftar Referensi:

• Urbina,S.(2014).Essentials of psychological testing second edition. New Jersey:John Wiley & Sons, Inc.

• Marnat,G.G.(2003).Handbook of  assessment fourth edition.New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Selasa, 22 Maret 2016

Psikodiagnostik

Psikodiagnostik sering disebut dengan tes psikologis. Sebuah tes psikologis adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh sampel perilaku, relevan dengan kognitif, afektif, atau fungsi interpersonal, dan untuk penilaian dan evaluasi sampel yang sesuai dengan standar.

Tes psikologi sering digambarkan sebagai standar untuk dua alasan, yang keduanya mengatasi kebutuhan objektivitas dalam proses pengujian. Yang pertama harus dilakukan dengan keseragaman prosedur dalam semua aspek penting dari administrasi, skoring, dan interpretasi tes. Arti kedua standardisasi menyangkut penggunaan standar untuk mengevaluasi hasil tes. Standar ini paling sering norma-norma yang berasal dari sekelompok individu-dikenal sebagai normatif atau standarisasi sampel-dalam proses mengembangkan tes.

Dalam tes psikologis, juga berhubungan dengan reliabilitas dan validitas.Reliabilitas mengacu pada akurasi, kehandalan, konsistensi, atau pengulangan dari hasil tes. Dalam istilah yang lebih teknis, reliabilitas mengacu pada sejauh mana skor tes bebas dari kesalahan pengukuran.Misalnya, hasil tes mungkin dapat diandalkan dari waktu ke waktu, yang berarti bahwa ketika tes yang sama diberikan dua kali dalam interval waktu tertentu, hasilnya cenderung sama atau sangat mirip.

Validitas mengacu pada makna dan kegunaan dari hasil tes. Lebih khusus, validitas mengacu pada sejauh mana suatu kesimpulan tertentu atau interpretasi berdasarkan tes sesuai.

Salah satu aplikasi dari psikodiagnostik adalah wawancara. Wawancara adalah metode pengumpulan informasi melalui interaksi verbal, seperti pertanyaan langsung. Data dari wawancara memberikan pelengkap penting untuk hasil tes.

Daftar refrensi:
•Kaplan,R.M&Sacuzzo,D,P.(2012).
Psychological testing:principles,apllications,issues eight edition. USA:Cengage Learning
• Urbina,S.(2014).Essentials of psychological testing second edition. New Jersey:John Wiley & Sons, Inc.