Kerajaan Seri Bunga
tanjung dipimpin oleh seorang ratu perempuan bernama ratu Cik Sima. Sang ratu
mempunyai tujuh orang putri yang cantik jelita. Walaupun seorang wanita,tetapi
ratu Cik sima dapat memimpin kerajaan dengan arif dan bijaksana. Rakyat hidup makmur
berkecukupan. Negeri Seri Bunga Tanjung terkenal sebagai negeri yang damai.
Kemasyuran
Negeri Seri Bunga Tanjung dan juga kecantikan tujuh putri ratu Cik Sima sudah
tersiar kemana-mana,bahkan kenegeri seberang yang cukup jauh tempatnya.kabar
ini telah memebawa pangeran Empang Kuala untuk membuktikan sendiri
kebenarannya.dengan menaiki kapal kerajaan yang diikuti oleh puluhan
pengawal,pangeran Empang Kuala pergi ke negeri Seri Bunga Tanjung.
Ketika kapal sudah
berlabuh di pelabuhan Seri Bunga Tanjung,pangeran Empang Kuala beserta
pengawalnya menyamar sebagai orang biasa.jadi mereka bisa leluasa menikmati
keindahan Negeri Seri Bunga Tanjung,sekaligus membuktikan keberadaan tujuh
orang putrid ratu Cik Sima yang cantik jelita.
Setelah
menjelajahi negeri tersebut selama beberapa hari,sampailah rombongan tersebut
di sebuah sungai yang airnya sangat jernih. Setelah beberapa saat, mata mereka
tertuju pada sebuah pemandian di dekat sarang Umai(Landak). Disana ada tujuh
orang puteri yang cantik jelita sedang bercanda dan membershkan diri. Dengan
tergagap, pangeran menunjuk kea rah pemandian untuk memberitahukan yang
lainnya,”li..li..lihatlah ..di..di..umai.”Konon,sejak saat itu,daerah tersebut
dikenal dengan nama Dumai. Lama rombongan tersebut mengamati ketujuh putri
tersebut secara diam-diam dari balik semak belukar dipinggiran sungai.
Rupanya hati
pangeran tertambat pada salah satu dari mereka. Kemudian,para pengawaL segera
mencari tau siapa wanita cantik yang memikat pangeran. Ternyata, si putri bungsulah yang menawan hati sang pangeran. Setelah selesai melakukan persiapan
,rombongan tersebut secara resmi melamar secara adapt Kerajaan Empang Kuala.
Pangeran dan rombongan kini tidak lagi menyamar.mereka cesara
terang-terangan datang sebagai rombonga kerajaan Empang Kuala. “kami seluruh
Negeri Seri Bunga Tanjung merasa tersanjung dengan lamaran ini.akan tetapi
sesuai dengan adat di negeri kami, tidak bisa si bungsu menikah terlebih dahulu
sebelum kakak-kakaknya,”demikianlah jawaban bijaksana dari ratu Cik Sima kepada
rombongan dari negeri Empang Kuala tersebut.
Mendengar jawaban
yang demikian pangeran Empang Kuala marah besar. Ia segera menyatakan perang dan
mengirim utusan dari negerinyauntuk menambah pasukan guna menyerang Negeri Sari
Bunga Tanjung. Menghadapi ancaman tersebut,Ratu Cik Sima segera mengungsikan
ketujuh putrinya di sebuah gua dengan perbekaln yang cukup untuk tiga bulan.
Perang terjadi sangatlah
tidak berimbang.pasukan Negeri Seri Bunga Tanjung sangatlah sedikit di
bandingkan dengan pasukan dari negeri Empang Kuala.semakin harai korban
berjatuhan semakin banyak.bukan saja para prajurit instana,tetapi juga dari
rakyat jelata yang tidak berdosa.tak terasa perang tersebut sudah
berjalan selama empat bulan.pasukan negri Empang Kuala sudah hamper menguasai
seluruh negri Seri Bunga Tanjung.
Melihat keadaan yang
demikian ratu Cuk Sima segera meminta bantuan pada jin sahabatnya yang bertapa
di sebuah bukit. Konon hingga sekarang bukit tempat jin tersebut bertapa
dikenal dengan nama Bukit Jin. Dengan kekuatannya yang sangat hebat, pasukan
negri Empang Kuala bisa di kalahkan oleh para jin dengan mudah..
Negri Seri Bunga Tanjung
kembali aman dan damai.kemudian,Ratu Cik Sima segera menjemput ketujuh putrinya
digua persembunyian mereka. Betapa terkejutnya sang ratu. Ketujuh putrinya
telah meninggal secara mengenaskan. Baru terinagat olehnya kalau bekal makanan
yang di sediakannya hanyalah cukup untuk tiga bulan. Sementara mereka harus
tinggal selama empat bulan. Hingga saat ini, gua tersebut dikenal sebahai Gua
Putri Tujuh yang sekarang dijadikan sebagai kilang minyak
Pesan moral : Ketika kita sedang dalam amarah,
sebaiknya kita jangan mengambil keputusan. Karena keputusan yang kita ambil
dalam keadaan marah akan berdampak tidak baik hasilnya nanti. Hasil yang ada
mungkin kita hanya akan mengalami kekecewaan karena kita mengambil keputusan
yang tidak tepat. Seperti ketika Pangeran Empang
Kuala memutuskan berperang dengan Negri Seri Bunga Tanjung, yang diakhiri
dengan meninggalnya ketujuh putri dari Negri Seri Bunga Tanjung.
Sumber : http://dongengbmp.com/legenda-putri-tujuh/