Senin, 13 Juni 2016

Jurnal Lalu Lintas dan Alat Tes Psikologi

Confirmatory Factor Analysis Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Tingkat Menengah(TIKI-M)
Oleh:
Farida Ariani Rachmawati
Fitri Andriani
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Vol. 3, No. 1, April 2014
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas konstruk Tes Inteligensi Kolektip Indonesia tingkat Menengah (TIKI -M) dengan menggunakan confirmatory factor analysis .
TIKI-M merupakan tes inteligensi yang disusun pada tahun 1977 atas kerjasama Vrije Universiteit Belanda dan Universitas Padjadjaran. Data subyek yang terkumpul berjumlah 377 orang, subjek yang digunakan adalah siswa kelas 3 S MP hingga kelas 2 SMA.
Confirmatory factor analysis dilakukan untuk menguji melihat apakah subtes-subtes TIKI-M mendukung faktor-faktor inteligensi yang diukur. Hasil penelitian menunjukkan subtes-subtes TIKI-M mendukung faktor-faktor inteligensi sesuai dengan teori yang mendasarinya.
TIKI -M memiliki koefisien reliabilitas CR=0,918. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa TIKI -M reliabel.  Meskipun parameter lain memenuhi kriteria Maximum Likelihood, dengan nilai p=0,00 (p≥0,05) sehingga model TIKI-M dalam penelitian ini dianggap tidak fit.
HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEDISIPLINAN BERLALU LINTAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR DI SAMARINDA
Oleh :
Ade Septian Noor
Fakultas Psikologi Universitas Mulawarwan
eJournal Psikologi, Volume 3, Nomor 3, 2015: 621-633
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konformitas dengan kedisiplinan berlalu lintas pada anggota klub motor di Samarinda. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel tergantung yakni kedisiplinan berlalu lintas dan variabel bebas yakni konformitas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala konformitas dengan kedisiplinan.
Sampel dalam penelitian ini adalah anggota klub motor di Samarinda sebanyak 100 dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik yaitu korelasi produk momen (correlation product moment). Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan dan positif antara konformitas dan kedisiplinan berlalu lintas dengan r = 0.312 dan p = 0.002.

Daftar Referensi
Rachmawati,F.A&Adiani,F.(2014).Confirmatory Factor Analysis Tes Inteligensi Kolektip Indonesia Tingkat Menengah(TIKI-M). Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan.3.1. Diunduh dari http://journal.unair.ac.id pada 2 Juni 2016
Noor,A.S.(2015). Hubungan  Konformitas dengan Kepatuhan Berlalu Lintas pada Anggota Klub Motor di Samarinda. eJournal Psikologi.3.3. 621-633  Diunduh dari http://ejournal.psikologi.fisip.unmul.ac.id pada 2 Juni 2016

Beberapa macam Tes Psikologi

•The Standard Pregresive Matrices dibuat untuk anak umur 6 tahun dan diatasnya, hampir sebagian itemnya susah dan tes ini bagus untuk dewasa. Tes ini terdiri dari 60 item yang dikelompokkan pada 5 set dari 12 deret.
•The Advanced terdiri dari 12 masalah di set pertama dan 36 masalah di set kedua. Form ini dikhususkan untuk individu yang memiliki intelek superior. Reliabilitas untuk tes, rendah untuk bagian peserta yang berumur lebih mudah seperti pada CPM hanya .65 sampai .94, sedangkan untuk SPM, reliablitas belah separuh adalah .86 (Gregory,2004).

Tes ini mempunyai kekurangan untuk menilai mengenai atensi pendengaran, ekspresi verbal, atau manipulasi fisik. Tetapi tes ini dapat digunakan individu dengan kemampuan bahasa Inggris yang terbatas (Gregory,2004).

•Culture Fair Intelligence Test (CFIT)

CFIT adalah tes nonverbal yang mengukur kecerdasan cairan yang pertama disusun pada tahun 1920-an oleh psikolog Raymond B.Cattell. tujun dari tes ini untuk mengukur kecerdasan cairan yaitu kemampuan analisis dan penalaran abstrak, dimana bebas bias budaya yang memungkinkan. Tes ini awalnya bernama Culture Free Intellgence Test (Gregory,2004).
Tes ini terdiri dari 3 skala yaitu skala 1 untuk orang dewasa yangcacat mental dan anak yang berumur 8 sampai 13 tahun, lalu sklaa kedua untuk orang dewsa yang rata-rata dan anak yang berumur 8 sampai 13 tahun dan skala 3 untuk orang dewasa yang berkemampuan tinggi dan untuk siswa di SMA dan perguruan tinggi. Skala 1 lebih pada digunakan tes individual, lalu skala 2 dan 3 untuk tes kelompok (Gregory,2004).
Tes ini terdiri dari 2 form yang setara yaitu form a dan form b. Tes ini juga merupakan tes yang sangat cepat, untuk skala 2 dan 30 dapat diadministrasikan selama 30 menit, tapi pada kenyataannya hanya 12,5 menit. Reliabilitas untuk full tes ini termasuk tinggi, secara umum mencapai pertengahan .80an (Gregory,2004).
Walau tes ini termasuk salah satu tes yang baik untuk digunakan, tetapi tes ini buruk dalam hal perevisian dan penormaan kembali. Tes ini juga sudah terlalu tua, gambarnya ada terlampau kecil dan hanya orang yang memiliki pengelihatan yang baik yang dapat melihat dengan jelas (Gregory,2004).

• Edwards Personal Preference Schedule (EPPS), EPPS mengandung 210 pasang laporan berbentuk pilihan pernyataan yang item-itemnya dari masing-masing 15 skala dipasangkan dengan 14 item yang lain. EPPS adalah Ipsative test. Artinya, skor yang tinggi itu relatif bukan absolut bagi para penguji.

• PAPIKOSTICK (Personality and Preference Inventory), PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu pengukuran kebutuhan atau needs dan pengukuran persepsi atau roles (persepsi keadaan individu di tempat kerja).

Daftar Referensi

Gregory, J.R.(2004).Psychological testing:history, principles,and applications, fourth edition.USA:Allyn and Bacon

Isu dan Etika Tes Psikologi

Dalam pembahasan ini menjelaskan gambaran singkat tetntang beberapa aspek dari American Counseling Association & American Psyhological Assosiation terkait kode etik bahwa penilaian yang sangat tinggi, pandangan singkat yang telah dikembangkan untuk membantu dalam penggunaan prosedur etis dalam penilaian dan diskusi tentang proses pembuatan keputusan etis.
Choosing Appropriate Assessment Instruments
Menguji kelayakan dengan realibilitas , Validitas (tes pengukuran apa yang seharusnya di ukur). (Neukrug& Fawcett,2010)
Competence In The Use of Tests
Dibagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari beberapa level :
Level A : Tes jenis ini dapat dipergunakan oleh non  psikolog yang memiliki rasa tanggung jawab, seperti eksekutif business dan kepala sekolah.
Level B : Umumnya mencakup sebagian besar tes prestasi atau minat
individual atau kelompok, dan tes personal.
Contoh alat tes kategori ini adalah tes bakat
Level C: Tes memerlukan gelar yang lebih tinggi dalam psikologi atau lisensi dalam tes tertentu.  (Neukrug& Fawcett,2010)
Confidentiality
klien berada dalam bahaya merugikan dirinya sendiri atau orang lain , anak masih di bawah umur dan hukum menyatakan bahwa orang tua memiliki hak untuk informasi tentang anak mereka, klien meminta Anda untuk memecahkan kerahasiaan misalnya kesaksian Anda diperlukan di pengadilan , Anda terikat oleh hukum untuk memecahkan kerahasiaan untuk. Contoh Anda disewa oleh pengadilan untuk menilai kapasitas individu untuk diadili , Anda terikat oleh hukum untuk memecahkan kerahasiaan untuk. Contoh Anda disewa oleh pengadilan untuk menilai kapasitas individu untuk diadili , Anda memiliki perjanjian tertulis dari klien Anda untuk mengungkapkan informasi kepada sumber misalnya pengadilan telah meminta Anda untuk mengirimkan laporan pengujian mereka. .  (Neukrug& Fawcett,2010)

Cross-Cultural Sensitivity
Berfokus pada potensi prosedur penilaian ketika memilih, mengelola, dan menafsirkan prosedur tersebut
Memperhatikan efek dari usia, warna, identitas budaya, etnis, agama jenis kelamin. (Neukrug& Fawcett,2010)
Informed Consent
Persetujuan dari orang yang akan menjalani proses dibidang psikologi yang meliputi penelitian pendidikan/pelatihan/asesmen dan intervensi psikologi. Persetujuan dinyatakan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh orang yang menjalani pemeriksaan/yang menjadi subyek penelitian dan saksi.   (Hasil Kongres XI HimPsi, 2010)
Proper Diagnosis
Menekankan peran penting saat memutuskan penilaian gangguan apa yang di prediksi. (Neukrug& Fawcett,2010)
Release Data
Persetujuan dirilisnya data oleh klien
Rilis data tersebut umumnya hanya diberikan kepada individu dan bagi mereka yang tidak akan menyalahgunakan informasi tersebut. (Neukrug& Fawcett,2010)
Test Administrasion
Memperkuat gagasan bahwa tes harus diberikan dengan cara yang sesuai dandisetiap perubahan harus .  (Neukrug& Fawcett,2010)
Test Security
Melakukan upaya untuk memastikan konten integritas dan keamanan dari uji tes itu sendiri. Profesional tidak harus menduplikasi tes mengubah materi tes dengan izin dari penerbit. (Neukrug& Fawcett,2010)
Test Scoring and Interpretation
Mencetak tes dan menafsirkan hasil, harus mencerminkan bagaimana uji kelayakan (reliabilitas, validitas) mungkin mempengaruhi hasil. (Neukrug& Fawcett,2010)
Standar Pengujian
Yang terdiri dari beberapa bagian yaitu :
standars untuk kualifikasi dari pengguna uji
tanggung jawab pengguna tes standar
standars untuk penilaian multikultural
kode praktis pengujian yg adil
hak dan tanggung jawab pengambil tes
Kompetensi penilaian dan evaluasi untuk konselor sekolah
standar pendidikan dan pengujian
(Neukrug& Fawcett,2010)

Membuat Keputusan Etis
Model pemecahan masalah yang didukung oleh Corey dan Callanan dalam Neukrug & Fawcett (2010) menunjukkan langkah ketika membuat keputusan etis yang kompleks:
Masalah identitas
Mengidentifikasi potensi masalah yang terlibat
Mengulas panduan etika yang relevan
Mengetahui hukum dan peraturan yang berlaku
Mempertimbangkan tindakan
Masalah hukum dalam Assesment
The Family Education Rights and Privacy ACT of 1974
Undang-undang Federal yang melindungi privasi catatan pendidikan seorang siswa. Hukum ini berlaku untuk semua sekolah yang mendapatkan dana program dari Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Namun FERPA juga memberikan hak-hak tertentu terhadap orang tua mengenai catatan pendidikan anak mereka.  (Neukrug& Fawcett,2010)
The Health Insurance Portability and Accountability Act

Hukum ini disahkan untuk memberikan privasi kepada pasien dan  semua privasi data pasien tersebut akan dilindungi dan bersifat rahasia.
(Neukrug& Fawcett,2010)

FREEDOM INFORMATION ACT
undang-undang ini menjamin hak individu untuk mengakses catatan federal, termasuk catatan pengujian, jika seorang individu membuat permintaan secara tertulis. semua negara telah membuat hukum serupa yang menjamin hak untuk mengakses catatan Negara. (Neukrug& Fawcett,2010)
CIVILS RIGHTS ACTS
Bagian penting dari hak-hak warga sipil  di Amerika Serikat yang melarang diskriminasi berdasarkan ras, warna, agama, jenis kelamin, atau asal kebangsaan.  Hal ini berakhir aplikasi yang tidak merata persyaratan pendaftaran pemilih dan segregasi rasial di sekolah-sekolah, di tempat kerja dan dengan fasilitas yang melayani masyarakat umum. (Neukrug& Fawcett,2010)
Amerika dengan Disabilities Act (ADA)
Melarang diskriminasi terhadap penyandang cacat dalam pekerjaan, transportasi, akomodasi publik, komunikasi, dan kegiatan pemerintah. (Neukrug& Fawcett,2010)
Current Trends
The Proliferation of New Tests
Dorongan untuk mengembangkan tes baru ini berasal dari perselisihan profesional atas strategi terbaik untuk mengukur karakteristik manusia, lebih dari sifat karakteristik ini dan lebih dari teori tentang penyebab perilaku manusia. (Kaplan & Saccuzzo ,2013)

Higher Standards, Improved Technology and Increasing Objectivity
standar yang lebih tinggi dari konstruksi tes telah mendorong lebih baik menggunakan tes (Clauser dalam Kaplan, 2002).
Peningkatan tes baru menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengguna tes untuk membuat pilihan datar diinformasikan dalam seleksi tes, sehingga memaksimalkan kesempatan penggunaan proper test.
Greater Public Awareness and Influence
kesadaran publik yang lebih besar dari sifat dan penggunaan tes psikologi telah menyebabkan meningkatnya pengaruh eksternal pada pengujian.
kesadaran publik telah menyebabkan peningkatan permintaan untuk layanan psikologis, termasuk layanan pengujian.
manfaat terbesar dari peningkatan kesadaran masyarakat tes telah menjadi fokus ekstra pada melindungi hak-hak asasi manusia. (Kaplan & Saccuzzo ,2013)
The Computerization of Tests
dalam pengujian komputerisasi adaptif, set yang berbeda dari pertanyaan tes yang diberikan melalui komputer untuk individu yang berbeda, tergantung pada status masing-masing individu pada sifat yang diukur.
Testing on the Internet
menurut Crespin dan Austin (dalam Kaplan, 2002) pada aplikasi masa depan yang paling penting dari psychological testing adalah melalui penggunaannya di internet.
Future Trends
Future Prospects for Testing Are Promising
pengujian memiliki masa depan yang menjanjikan.
pengujian perusahaan yang menerbitkan dan menjual banyak digunakan taruhan tinggi standar tes tidak diragukan lagi akan terus memasarkan produk mereka secara agresif.
The Proliferation of New and Improved Tests Will Continue
Dalam pengujian kepribadian terstruktur, MMPI-2 tampaknya ditakdirkan untuk menjadi ujian utama selama bertahun-tahun yang akan datang. prediksi menguntungkan ini untuk MMPI-2 adalah Pembalikan dari 1.982 prediksi yang dibuat dalam edisi pertama buku ini. dengan demikian, prospek masa depan untuk MMPI-2 memang cerah.

DAFTAR REFERENSI :

Neurug,E.S & Fawcett, R.C(2010). Essentials of Tesing & Assessment. Canada: Cangage Learning
Hasil Kongres XI HimPsi. Kode Etik Psikologi Indonesia (2010).Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia
Kaplan, Robert. M & Saccuzzo, Dennis.P. (2013). Psychological Testing. USA: Wadsworth.

Wawancara dan Observasi

WAWANCARA
Menurut Kaplan(2013) Wawancara adalah proses interaktif, bahwa peserta (pewawancara dan yang diwawancarai) mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pewawancara yang baik adalah seseorang yang mampu mengatur nada bicara dengan baik dalam sebuah wawancara dengan hangat, terbuka, dan percaya diri.
Tahapan Wawancara
Menurut Stewart dan Cash (2006) ,Apapun tujuan dan bentuknya, wawancara memiliki tiga bagian utama, yaitu:
    The opening / Pembukaan
    The body / Isi
    The closing / Penutupan
Urutan garis besar dari wawancara meliputi:
1. Urutan topik : Urutan topik secara alami akan mengikuti pembagian suatu permasalahan atau isu pokok.Ada 6 kata kunci pewawancara dalam bidang jurnalis: siapa, kapan, dimana, bagaimana, mengapa.
2. Urutan waktu : Urutan waktu memperlakukan topik atau bagian topik dalam urutan kronologis
3. Urutan ruang : Urutan ruang dapat mengatur topik melalui pembagian ruang, kir kekanan, atas ke bawah, lingkungan ke lingkungan.
4. Urutan sebab akibat :Urutan sebab akibat mengeksplorasi sebab akibat
5. Urutan solusi masalah: Terdiri atas tahap masalah dan solusi.
The Opening dalam Wawancara (Pembukaan)
1. Membangun hubungan kesesuaian
Kesesuaian dalam wawancara adalah membangundan mempertahankan hubungan antara pewawancara dan responden dengan menciptakan perasaan baik dan saling percaya. Biasanya dilakukan dengan pengenalan diri atau ucapan salam singkat yang positif, diikuti dengan tindakan nonverbal yang sesuai seperti jabat tangan perusahaan, kontak mata, tersenyum, menagangguk, dan sikap menyenangkan, bersuara ramah.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan percakapan ringan tentang cuaca, kesamaan hobi, keluarga, olah raga dan berita kejadian terhangat. Berikan selingan humor atau bumbu pertanyaan, dan berhentilah saat harus berhenti. Berikan pujian, selamat, atau ekspresi kekaguman dengan tulus.

2. Orientasi kepada pihak lain
Orientas wawancara bertujuan untuk menjelaskan tujuan wawancara, panjang waktu, sifat wawancara, bagaimana informasi akan digunakan, dan alasan mengapa memilih responden yang sedang diwawancara tersebut untuk diwawancara.
Banyaknya kesamaan tidak banyak memperngaruhi keberhasilan wawancara. Pelajari setiap situasi dengan hati-hati pada tingkatan dan sifat orientasi tertentu.kesamaan orientasi menjadikan masing-masing pihak tahu apa yang diharapkan selama wawancara.
Dengan kesesuaian hubungan dan orientasi hal ini selanjutnya dapat mengurangi ketidakpastian relasional. Pada akhir pembukaan, kedua belah pihak harus menyadari pentingnya kesamaan, keinginan masing-masing untuk ambil bagian dalam wawancara, memiliki derajat kehangatan yang tinggi, keramahan, bagaimana pembagian kontrol. Dan tingkat kepercayaan. Sebuah pembukaan tidak kreatif dapat menciptakan masalah selama wawancara.
Teknik Pembukaan
Dalam wawancara dibutuhkan kreatifitas, serta adaptibiltas yang tinggi dengan responden dan situasi baru. Beberapa teknik pembukaan verbal adalah
Sebutkan tujuan
Teknik ini adalah menjelaskan alasan mengapa pewawancara melakukan wawancara. Namun demikian, untuk jenis wawancara survey, penelitian, atau wawancara penjualan, tujuan wawancara hendaknya menahan pengungkapan tujuan jelas wawancara.
Meringkas sebuah masalah
Teknik ini sangat tepat ketika responden tidak menyadari permasalahan,samar-samar menyadari hal itu, atau tidak menyadari secara terperinci. Pastikan ringkasan menginformasikan responden, tetapi tidak tertuang ke dalam tubuh wawancara.
Jelaskan bagaimana sebuah masalah ditemukan
Teknik ini menjelaskan bagaimana suatu masalah terdeteksi dan oleh siapa. Bersikaplan jujur dan spesifik dalam mengungkap sumber-sumber informasi tanpa menempatkan responden pada posisi tersudut/defensif karena tuduhan yang jelas atau tersirat.
Menawarkan sebuah insentif atau hadiah
Sebuah insentif mungkin akan efektif jika menarik bagi responden, dan harus cukup signifikan untuk membuat perbedaan dan tepat untuk situasi wawancara.
Permintaan saran atau bantuan
Teknik ini digunakan pewawancara sesuai kebutuhan yang diperlukan. Pastikan kebutuhan itu jelas, tepat, responden, dapat terpuaskan. Jadilah tulus dalam meminta nasihat. Harus diingat, jangan menggunakan teknik ini sebagai telnik untuk menaikkan status, atau meningkatkan ego seseorang..
Mengenal posisi Responden
Teknik ini mengidentifikasi posisi responden tentang isu atau masalah. Sebuah referensi yang tidak bersahabat tentang posisi responden dapat menciptakan sikap defensif atau antagonistis dari pihak lain, mengacu pada orang yang mengirim Anda
Teknik ini digunakan untuk berhubungan dengan pihak lain secara positif, dengan mengacu pada nama yang dikenal responden. Penting untuk diketahui pewawancara, apakah responden menghirmati dan menyukai referensi yang digunakan pewawancara.
Lihat organisasi anda
Teknik ini digunakan agar pewawancara dapat menjelaskan identitasnya, sebagai orangyang mewakili organisasi.namun, perlu diperhatikan, apakah responden menyukai organisasi atau tidak.
Meminta jangka waktu tertentu
Teknik ini digunakan agar pewawancara dapat memberikan gambaran waktu yang digunakan dalam suatu wawncara. Pernting diperhatikan, pewawancara harus mengetahui kondisi responden. Jelaskan waktunya berapa lama, bukan mengungkapkan lamanya waktu dengan mengungkapkan waktu yang sebentar.
Bertanya
Sebuah akhir terbuka. Digunakan untuk mengarahkan responden pada tema wawancara yang akan berlangsung.
Gunakan kombinasi
Ciptakan pembukaan yang tepat, hindari pembukaan umum yang tidak tepat. Pembukaan memiliki tujuan utama untuk melibatkan responden dalam wawancara, mendorong responden untuk aktif sedari awal, dan tidak melakukan pembicaraan standar.
Pembukaan komunikasi Nonverbal
Pembukaan yang efektif tergantung pada bagaimana pewawancara terlihat sikapnya. Komunikasi nonverbal sangat berperan dalam mencipatakan kesan baik, serta menetapkan seberapa kuat/berperan posisi pewawancara. Sikap tulus, percaya, hangat, tertarik, dan serius, menampilkan perilaku yang akan diterima secara baik oleh responden. Berikut ini be berapa teknik yang digunakan.
Teritorial
Dalam sebuah wawancara, wilayah teritorial adalah menjelaskan wilayah masing-masing pihak, dan saling menerima masing-masing pihak. Komunikasi nonverbal pesan ini diantaranya berupa; mengetuk pintu, melambai, menunjuk bangku yang akan diduduki. Saat hal itu berlangsung, pertahankan kontak mata satu sama lain, dengan hangat. Hal itu mengkomunikasikan bahwa pewawancara sedang mengungkapkan, silahkan duduk, duduk disebelah sana, dan saya teretarik untuk berbicara.
Wajah, penampilan, dan Busana
Penampilan memberi kesan pertama yang baik. Penampilan menampilkanketulusan, kehangatan, kecakapan, kerapihan, kedewasaan, profesionalitas. Penting untuk diperhatikan, pewawancara harus tetap bersikap hangat bagaimanapun kondisi responden.
Sentuhan
Jabat tangan merupakan hal yang tepat untuk dilakukan di awal. Namun perhatikan, sensitifitas dan norma tentang budaya jabat tangan.
Membaca komunikasi non verbal
Jenis kelamin dan budaya menentukan pembukaan komunikasi nonverbal. Namun perlu diperhatikan,kerelatifanbentuk/ penampilan luar seseorang. Orangyang memiliki perilaku atau latar belanag yang sama, bisa jadi memiliki perilaku komunikasi yang berbeda.
Penutup
Penutupan adalah sesuatu yang diucapkan pada akhir wawancara, sebagai suatu cara mengakhiri interaksi. Penutupan merupakan bagian terpenting ddalam sebuah wawancara karena tidak hanya memberi efek kesuksesan, tetapi juga menjaga hubungan. Atmosfer, situasi kerja sama di masa depan. Setiap wawancara menciptakan atau memberi sejarah hubungan.
Bersikaplah tenang, Bersikaplah sopan diakhir situasi, karena merupakan tanda penting tentang apresiasi hubungan, ketertarikan, dan ketulusan, dengan cara, menegakkan kursi, mencondongkan kepala, tidak menyilangkan kaki, meletakkan tangan seolah akan berdiri, menawarkan jabat tangan, melakukan secara halus.
Teknik Menutup
Penawaran menjawab pertanyaan
Teknik ini digunakan dalam menutup wawancara, dengan cara memberi kesepatan responden untuk bertanya kepada wawancara. Namun demikian, tidak memberikan pertanyaan yang mengarah pada pembicaraan lain.
Skedul Wawancara
Menurut Kerlinger(2013) Wawancara sendiri merupakan suatu seni, lebih-lebih perencanaan dan penulisan skedulnya. Lazimnya seorang pendatang baru belum mampu menghasilkan skedul yang baik. Ini disebabkan oleh beberapa hal seperti kemajemukan arti dan ambiguitas kata, kurang ketajaman dan keterusmenerusan pemusatan perhatian pada masalah dan hipotesis yang sedang dikaji , kurangnya penghargaan terhadap skedul sebagai suatu instumen pengukur, dan kurangnya latar belakang dan pengelaman yang dibutuhkan
Jenis-jenis Skedul dan Butir-butir
Menurut Kerlinger(2013)
Ada dua tipe butir/item skedul yang lazim digunakan, yaitu alternatif yang ditentukan(atau tertutup) dan terbuka
Butir-butir Alternatif Tertentu
Menurut Kerlinger(2013)
Item atau butir alternatif yang ditentukan(alternatif tertentu) , seperti yang ditunjukkan oleh namanya, meminta responden menentukan antara dua alternatif atau lebih.
Kelebihan dari wawancara:
Tidak membutuhkan peralatan atau perlengkapan khusus.
Dapat dilakukan dimana saja.
Merupakan hal biasa dalam interaksi social sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel tentang perilaku verbal atau non verbal individu secara bersamaan.
Memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Interview bebas melakukan inquiry terhadap topic pembicaraan.
Merupakan tehnik yg tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi.
Dapat dilaksanakan pada setiap individu & pd setiap tingkat usia.
Tidak dibatasi oleh kemampuan membaca atau menulis.
Bisa dilakukan serempak sambil diobservasi.
Data yang masuk lebih banyak & lebih tepat.
Kerahasiaan pribadi lebih terjamin
Kelemahan :
Membutuhkan waktu, tenaga dan biaya lebih banyak.
Sangat tergantung individu yang di wawancarai.
Dilaksanakan oleh orang yang ahli.
Mudah dipengaruhi oleh situasi sekitar.
Subyektifitas sangat mempengaruh

Jenis wawancara
Menurut Anastasi,A & Urbina(2007) Wawancara terstrukturwawancara yang memiliki topik pembicaraan yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
Ciri-ciri
Bentuk pertanyaan yang disajikan telah terstruktur
Pewawancara membacakan pertanyaan secara berurutan
instrumen-instrumen yg disajikan telah terstandarisasi dan umumnya memberikan skor kualitatif.
Kelebihan wawancara ini adalah isi pembicaraan akan lebih fokus.
Kelemahan wawancara ini adalah terlalu formil dan kaku

Wawancara tidak terstruktur
Menurut Anastasi,A & Urbina(2007) Wawancara yang tidak memiliki arah pembicaraan yang jelas.
Ciri-ciri Interview yang tidak berstruktur
Tidak ada pertanyaan-pertanyaan khusus atau pedoman tertentu bagi pewawancara
Wawancara ini unik, karena memberikan fleksibilitas yang cukup .
mendorong orang untuk bicara sebebas mungkin
Kelebihan wawancara ini adalah pembicaraan akan berlangsung dalam suasana bebas dan santai
Kelemahan dari wawancara ini adalah pembicaraan akan mudah menyimpang kearah lain atau tidak fokus.

Sifat timbal balik dari wawancara
Menurut Kaplan (2013)
Semua wawancara melibatkan interaksi timbal balik sedangkan peserta saling bergantung yaitu, mereka saling mempengaruhi
Jika pewawancara tegang, cemas, defensif, dan menyendiri, yang diwawancara cenderung untuk merespon sama dengan yang mewawancarainya , jika pewawancara ingin menciptakan kondisi, kondisinya seharusnya  bisa keterbukaan, kehangatan, penerimaan, kenyamanan, ketenangan, dan dukungan , pewawancara harus bisa menunjukkannya.

The Proper Attitudes
Menurut Tyler (1969) (dalam Kaplan 2013) Wawancara yang baik sebenarnya lebih merupakan masalah sikap dari keterampilan 
Sikap yang berkaitan dengan keterampilan wawancara yang baik adalah kehangatan, keaslian, penerimaan, pengertian, keterbukaan, kejujuran dan keadilan.
Misalnya, Sacuzzo (1975) mempelajari wawancara psikoterapi awal tahun pertama mahasiswa pascasarjana psikologi klinis. pasien dan terapis kedua menanggapi kuesioner. Tugas mereka adalah untuk menilai kualitas inteview dan menunjukkan topik, kekhawatiran, masalah, dan perasaan pasien serta perasaan terapis.
Pewawancara harus menampilkan attitude yang tepat

Effective Responses
Menurut Kaplan (2013) Wawancara adalah proses dua arah, Pertama satu orang berbicara, kemudian yang lain, dan sebagainya. Selanjutnya, pewawancara biasanya memberikan sebuah jumlah minimum usaha untuk menjaga interaksi mengalir. selama verbalizations yang diwawancara berhubungan dengan tujuan wawancara, pewawancara mendengarkan dengan menarik dengan mempertahankan tatap muka kontak.
Sources of error in the interview
Menurut Kaplan (2013)

Interview Validity
Banyak sumber kesalahan wawancara datang dari kesulitan yang ekstrim yang kita miliki dalam membuat pengamatan yang akurat dan logis dalam penilaian (Cesare, 1996; Schuler, 1993)

Interview Reability
Kemampuan yang mengacu pada stabilitas, kehandalan, atau konsistensi hasil tes. untuk data wawancara. pertanyaan kritis tentang kehandalan telah berpusat pada kesepakatan interinterviewer (perjanjian antara dua atau lebih pewawancara)

OBSERVASI
Observasi adalah keterampilan sehari-hari yang lain, yang merupakan metodologi sistematis dan diterapkan dalam penelitian kualitatif. Hampir semua indera yaitu melihat, mendengar, dan mencium dapat diitegrasikan ke observasi (dalam Flick, 2014)
Alat utama yang digunakan dalam observasi adalah pancaindera.

Jenis Observasi
Berdasarkan prosedur dan pelaksanaanya
Observasi dibagi dalam 2 jenis ( pauline young) yaitu:
Controled Observation ( observasi terstruktur)
suatu observasi yang prosedur dan pelaksanaannya sangat ketat dan biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka dan dalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi dilakukan kembali
lembar observasinya biasanya sangat terperinci dan rancangannya sangat komplek
Uncontroled Observation ( observasi tidak terstruktur)
Suatu proses observasi yang dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan alat-alat yang peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observsi tadi. Lembar observasi dibuat sangat sederhana, hanya berisi garis besar tanpa suatu rancangan yang kompleks.
Dilihat dari keterlibatan subjek terhadap objek yg sedang di observasi
Observasi non partisipan
Bila observasi tidak secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang dilakukan oleh observer
Kelemahan observe akan mengetahu bahwa dirinya sedang di observasi sehingga ada kemungkinan tingkah lakunya dibuat-buat
Observasi Partisipan
Bila pihak yang melakukan observasi turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang di observasi.Observasi dalam situasi eksperimental  adalah  kegiatan yang memunculkan gejala tertentu secara disengaja, untuk dapat dilakukan observasi

Berdasarkan segi situasi lingkungan
observasi naturalistik : jika observasi dilakukan secara ilmiah atau dalam kondisi yang apaadanya.
observasi ekperimental : jika observasi dilakukan terhadap subjek dalam suasana eksperimen atau kondisi yang diciptakan

Berdasarkan tujuan lapangannya ( Hanna Djumhana 1983)
Finding observasi : kegiatan observasi untuk penjajakan. dalam melakukan observasi ini observer belum mengetahui dengan jelas apa yang harus di bservasi
Direct observation : observasi yang menggunakan daftar isi sebagai pedomannya, daftar isi ini bisa berupa ceklis, kategori tigkah laku yang di observasi.
Observasi dapat dilakukan secara makro ataupun mikro bila seluruh tingkah laku menjadi objek observsi maka observasi ini dikatakan sebagai observasi . apabila tingkah laku dipecah-pecah lagi kedalam detil maka dinamakan observasi makro.
Gibson 1995 : 263 menyarankan agar dalam melakukan analisis selama atau setelah observasi memperhatikan hal-hal sbg:
Mengamati 1 klien dalam 1 waktu
Ada kriteria spesifik dalam melakukan observasi
Observasi dilakukan tanpa batas waktu
Konseling seharusnya diamati dalam situasi natural
Mengamati klien dalam konteks semua situasi atau situasi total
Data dari observasi seharusnya digabungkan dengan data yang lain
Observasi dilakukan dalam kondisiyang menyenangkan
Kekurangan Observasi(dalam Flick, 2014)
Pendekatan untuk bidang yang diamati dari perspektif eksternal penerapannya untuk pengamatan ruang publik dimana jumlah anggota tidak dapat dibatasi atau ditentukan.
Tindakan pengamatan memengaruhi dalam hal apapun, argumen yang dibuat untuk penggunaan observasi tertutup dapat menghilangkan pengaruh dari peneliti dilapangan
Peneliti tidak bisa beriteraksi langsung menyebakan masalah dalam menganalisis data dan menilai penafsiran.
Kelebihan Observasi(dalam Flick, 2014)
Analisi data didasarkan pada penghitungan kejadian kegiatan tertentu dengan menggunakan prosedur
Tujuannya adalah pengujian konsep teoritis untuk fenomena tertentu atas dasar terjadinya dan distribusi mereka
Memungkinkan pencatatan secara bersamaan dalam 1 peristiwa
Tidak bergantung pada self report
Banyak kejadian penting yang tidak dapat diperoleh bisa tidak melakukan observasi
Tujuan Observasi
Menurut Patton (dalam Poerwandi 1998) tujuan dilakukannya observasi adalah memahami aktifitas-aktifitas yang berlangsung, menjelaskan siapa saja orang-orang yang terlibat didalam suatu aktivitas, memahami makna dari suatu kejadian serta mendeskripsikan setting yang terjadi pada suatu aktivitas.
Beberapa hal yang dapat dijadikan bahan observasi adalah …
Keadaan fisik
Suara
Performance
Ekspresi wajah
Gesture
Posture
Orientasi ruang
Nada suara


Daftar Pustaka

Markam, S.S. Pengantar Psikodiagnostik.Jakarta : Lembang Pengembangan Sarana Pengukuan dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Indonesia
Aiken.L.R & Gorth Marnat,G(2009). Pemeriksaan Psikologi, Jilid1, edisi keduabelas.Jakarta:Indonesia.
Anastasi,A & Urbina(2007). Tes Paikologi,edisi ketujuh(terjemahan).Jakarta:PT Indeks
Poerwandari,E.K.1998. Pendekatan Kualitatid dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Kaplan,Robert.M & Saccuzzo, Dennis.P (2013). Psychological Testing. USA Wadsworth.
Kerlinger,N Fred(2013) Asas-asas Penelitian Behavior, edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Stewart,C.J. & Cash, W.B. (2006).Interviewing :Principles and Practices (7th Ed).New York , NY: McGraw-Hill International edition

Tes Individu dan Tes Kelompok

Definisi Tes Individu :
Tes individu adalah pada dasarnya memiliki beberapa jenis-jenis tes yang mencakup pada individual, dianatara lain tes kepribadian, tes intelegensi, tes kemampuan, dll. Semua tes menggambarkan karakteristik seseorang dalam berbagai aspek yang diukur melalui tes yang dinginkan dari salah satu jenis tes individual (Anastasi, A. & Urbina, S. 1997). Tes individual adalah tes yang diberikan perorangan yaitu tester (orang yang memberikan tes) berhadapan dengan testee (orang yang diberikan tes) pada suatu waktu tertentu. sedangkan
Definisi Tes Kelompok :
Tes Kelompok dapat diberikan untuk lebih dari satu orang pada suatu waktu oleh tester perseorangan, seperti ketika instruktur tester memberikan kepada semua orang di dalam ruangan tes pada waktu yang sama pada suatu waktu tertentu.
Keuntungan tes kelompok :
Alat ini dirancang untuk testing massal.
Diselenggarakan secara simultan bagi banyak mungkin orang yang benar-benar bisa disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan jangkauan  suara mikrofon.
Soal-soal yang dicetak dan jawaban-jawaban sederhana yang dapat direkam pada sebuah brosur tes atau lembaran jawaban, atau pada sebuah komputer, hubungan orang perorang antara penguji dan peserta tes bisa diabaikan.
Waktu testing yang tersedia dapat digunakan lebih efektif jika setiap peserta tes berkonsentrasi kepada soal-soal yang sesuai kemampuannya.

Kerugian tes kelompok :
Penguji memiliki peluang yang jauh lebih kecil untuk behubungan, bekerjasama, dan mempertahankan minat peserta tes.
Kondisi peserta sakit, lelah, riasu, cemas yang bis mempengaruhi kinerja tes kurang didektesi dalm testing kelompok dibandingkan testing individual.
Tes diselenggarakan karena keterbatasan-keterbatasan yang diberikan pada jawaban- jawaban peserta.
Observasi kurang mendalam kepada setiap individu.

Keuntungan Tes individu :
Tester dapat melakukan observasi yang mendalam terhadap testee.
Lebih mendalam mengetahui karakter spesifik individu.
Isi atau konten pertanyaan lebih spesifik dan mendalam.

Kerugian Tes individu :
Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan tes kelompok.
Hasil tes bersifat spesifik pada individu tertentu dan tidak bisa digeneralisasikan kepada individu lain.
Perbedaan khusus Tes Kelompok dan Tes Individu dalam rancangan tes yaitu:
Dalam hal bentuk maupun susunan butir soal (item)
Pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended) yang mengundang tanggapan bebas dapat digunakan, dan digunakan  dalam tes-tes kelompok awal,  dewasa ini tes khusus menggunakan butir soal multi pilihan.
Perubahan ini dituntut demi keseragamaan dan obyektivitas skoring.
Kontrol atas kesulitan soal.
Pemberian skor objektif dengan menggunakan program.
Daftar pustaka

Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing Seventh Edition. USA: Simon & Schuster,Inc.
Gregory, Robert.J. (2004). Psychological Testing: History, Principles and Applications. USA:  Pearson Education Group, Inc.
Kaplan, Robert. M & Saccuzzo, Dennis.P. (2013). Psychological Testing. USA: Wadsworth.

Prosedur Administrasi Tes Minat

Prosedur Administrasi Tes Minat
Menurut John L. Holland prosedur administrasi tes minat meliputi :
1. Alat administrasi
Seluruh penyajian untuk setiap bentuk sub tes tidak membutuhkan batasan waktu dalam mengerjakannya. Namun tergantung pada daya faham kelompok atau subyek. Sebenarnya dalam menggunakan alat tes digunakan seseorang yang jenjang pendidikan SMA-dewasa. Sedangkan alat-alat administrasi yang digunakan untuk pengerjaan tes adalah : buku tes,lembar jawaban, pensil, dan penghapus.
2. Persiapan Tes
Kepada subyek diberikan satu buku dan dua lembar kertas jawaban tes minat. Alat tulis yang   digunakan adalah sebatang pensil dan sebuah penghapus. Buku persoalan tes ini berisi empat macam tes, yang cara mengerjakannya berbeda-beda. Tes ini terdiri dari pernyataan terbuka tentang kondisi dan penilaian diri anda.
3. Skoring
Pada kolom sebelah kanan terdapat kolom untuk pengisian scoring, untuk pengisiannya dilihat berdasarkan jumlah benar (Y) pada setiap subtes, yang disesuaikan dengan lajur mendatar. Untuk penilaian pada setiap lajur dihitung benarnya (Y) dan kemudian dimasukkan pada kolom sebelah kanan.
Daftar Referensi
Holland, J.L (1985). Making Vocational Choices, A Theory of Vocational Personalities and Work Environtments, 2nd Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc