Jumat, 01 Mei 2015

Tantangan Human Resources Management tahun 2015

Tantangan Human Resources 2015

Bagi perusahaan manufactur, khususnya departemen yang mengurusi bidang Sumber Daya Manusia, tidak akan lama lagi berkutat dengan pertanyaan berapa budget gaji tahun depan.
Tidak sedikit perusahaan yang mengulang rutinitas tanpa henti mengkalkulasi berapa over head perusahaan berbanding dengan kinerja perusahaan. Belum lagi angka turnover karyawan tinggi yang setidaknya membuat biaya recruitment, training dan yang paling parah adalah produktifitas terganggu akibat dari banyaknya karyawan baru yang belum bisa “diajak lari” seperti halnya karyawan lama.
Permasalahan Human Resources sejatinya bukan domain departemen HRD semata, dimana tantangannya harus dijawab dengan integrasi dengan rekan departemen lain seperti finance, produksi dan hampir seluruh departemen dalam sebuah perusahaan.
Sering kami menemui perusahaan memposisikan departemen Human Resources sebagai support semata. Contoh paling sering adalah saat production meeting, HRD jarang (untuk tidak dikatakan tidak pernah) diikut sertakan. HRD hanya akan mendapatkan hasil rapat produksi atau bahkan memo yang berkaitan pengumuman lembur, koordinasi kedatangan bahan baku yang akan tiba larut malam atau sejenisnya.
Padahal, departemen yang “konsumennya” manusialah yang memiliki data dan informasi lebih lengkap mengenai kompetensi dan kemampuan para operator yang akan menjalankan hasil meeting. Bahkan bagian SDMlah yang yang tahu siapa yang akan ijin atau cuti minggu depan karena mungkin memiliki hajatan. Dan yang mungkin tidak kalah penting bagian SDMlah pusat informasi yang bersifat personal dari sebagian besar karyawan pabrik.
Kembali pada isu awal mengenai UMK yang sedang dalam penggodokan para pihak yang berwenang, akan lebih bijak bagian SDM berperan lebih dalam penentuan target dan budget perusahaan dikarenakan ± 4 %-6% (tergantung sector dan jenis industry) omzet perusahaan manufacture biasanya akan teralokasikan untuk gaji. Memang relative kecil jika dibandingkan alokasi untuk bahan baku, namun perubahan 9-15% kenaikan UMK akan sangat terasa pada industry padat karya. Contoh terkini telah terjadi pada PT. Gudang Garam ,Tbk. Sehingga tantangan bidang Sumber Daya Manusia tidaklah cukup dengan efisiensi proses absensi dan payroll semata, namun jauh dari pada itu yaitu bagaimana Human Resources Departement mendukung peningkatan kinerja perusahaan dalam persaingan bisnis di era Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA).

Sumber: 

http://www.globalsuksessolusi.com/2014/10/14/umk-tantangan-human-resources-2015/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar