Tantangan Human Resources 2015
Bagi perusahaan
manufactur, khususnya departemen yang mengurusi bidang Sumber Daya Manusia,
tidak akan lama lagi berkutat dengan pertanyaan berapa budget gaji tahun depan.
Tidak sedikit perusahaan
yang mengulang rutinitas tanpa henti mengkalkulasi berapa over head perusahaan
berbanding dengan kinerja perusahaan. Belum lagi angka turnover karyawan tinggi
yang setidaknya membuat biaya recruitment, training dan yang paling parah
adalah produktifitas terganggu akibat dari banyaknya karyawan baru yang belum
bisa “diajak lari” seperti halnya karyawan lama.
Permasalahan Human
Resources sejatinya bukan domain departemen HRD semata, dimana tantangannya
harus dijawab dengan integrasi dengan rekan departemen lain seperti finance,
produksi dan hampir seluruh departemen dalam sebuah perusahaan.
Sering kami menemui
perusahaan memposisikan departemen Human Resources sebagai support semata.
Contoh paling sering adalah saat production meeting, HRD jarang (untuk tidak
dikatakan tidak pernah) diikut sertakan. HRD hanya akan mendapatkan hasil rapat
produksi atau bahkan memo yang berkaitan pengumuman lembur, koordinasi
kedatangan bahan baku yang akan tiba larut malam atau sejenisnya.
Padahal, departemen yang
“konsumennya” manusialah yang memiliki data dan informasi lebih lengkap
mengenai kompetensi dan kemampuan para operator yang akan menjalankan hasil
meeting. Bahkan bagian SDMlah yang yang tahu siapa yang akan ijin atau cuti
minggu depan karena mungkin memiliki hajatan. Dan yang mungkin tidak kalah
penting bagian SDMlah pusat informasi yang bersifat personal dari sebagian besar
karyawan pabrik.
Kembali pada isu awal
mengenai UMK yang sedang dalam penggodokan para pihak yang berwenang, akan
lebih bijak bagian SDM berperan lebih dalam penentuan target dan budget
perusahaan dikarenakan ± 4 %-6% (tergantung sector dan jenis industry) omzet
perusahaan manufacture biasanya akan teralokasikan untuk gaji. Memang relative
kecil jika dibandingkan alokasi untuk bahan baku, namun perubahan 9-15%
kenaikan UMK akan sangat terasa pada industry padat karya. Contoh terkini telah
terjadi pada PT. Gudang Garam ,Tbk. Sehingga tantangan bidang Sumber Daya
Manusia tidaklah cukup dengan efisiensi proses absensi dan payroll semata,
namun jauh dari pada itu yaitu bagaimana Human Resources Departement
mendukung peningkatan kinerja perusahaan dalam persaingan bisnis di era
Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA).
Sumber:
http://www.globalsuksessolusi.com/2014/10/14/umk-tantangan-human-resources-2015/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar