Jumat, 05 Juni 2015

Stress Kerja karena Atasan

Hai everybody!! Selamat Hari Jumat, wuhuhuuu dekat dengan waktu weekend nih. Nah sekarang aku ingin membahas stres kerja, tapi lebih difokuskan kepada stress yang diakibatkan karena atasan. So, sekarang kita bahas satu-satu:)

A. All about "Stress Kerja"

Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya (Anwar Prabu, 1993: 93).

Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.

Menurut Pandji Anoraga (2001:108), stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkunganya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

Gibson dkk (1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.
Setiap aspek di pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres.

Tenaga kerja yang menentukan sejauhmana situasi yang dihadapi merupakan situasi stres atau tidak. Tenaga kerja dalam interaksinya dipekerjaan, dipengaruhi pula oleh hasil interaksi di tempat lain, di rumah, di sekolah, di perkumpulan, dan  sebagainya (Ashar Sunyoto, 2001: 380). 

Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), menyatakan bahwa seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja jika:

1.   Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja.
2.   Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu.
3.   Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut.

Sebenarnya stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan manusia. 

Selye membedakan stres menjadi 2 yaitu distress yang destruktif dan eustress yang merupakan kekuatan positif. Stres diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Semakin tinggi dorongan untuk berprestasi, makin tinggi juga produktivitas dan efisiensinya. Demikian pula sebaliknya stres kerja dapat menimbulkan efek yang negatif.

Stres dapat berkembang menjadikan tenaga kerja sakit, baik fisik maupun mental sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal (Ashar Sunyoto, 2001: 371,374).

Ada 4 Penyebab Stres Kerja Menurut Gibson dkk (1996:343-350) yaitu:

1) Lingkungan fisik: Penyebab stres kerja dari lingkungan fisik berupa cahaya, suara, suhu, dan udara terpolusi.
2) Individual: Tekanan individual sebagai penyebab stres kerja terdiri dari:
  • Konflik peran: Stressor atau penyebab stres yang meningkat ketika seseorang menerima pesan- pesan yang tidak cocok berkenaan dengan perilaku peran yang sesuai. Misalnya adanya tekanan untuk bergaul dengan baik bersama orang- orang yang tidak cocok.
  • Peran ganda: Untuk dapat bekerja dengan baik, para pekerja memerlukan informasi tertentu mengenai apakah mereka diharapkan berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Peran ganda adalah tidak adanya pengertian dari seseorang tentang hak, hak khusus dan kewajiban- kewajiban dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
  • Beban kerja berlebih: Ada dua tipe beban berlebih yaitu kuantitatif dan kualitatif. Memiliki terlalu banyak sesuatu untuk dikerjakan atau tidak cukup waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan beban berlebih yang bersifat kuantitatif. Beban berlebih kualitatif terjadi jika individu merasa tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka atau standar penampilan yang dituntut terlalu tinggi.
  • Tidak adanya kontrol: Suatu stresor besar yang dialami banyak pekerja adalah tidak adanya pengendalian atas suatu situasi. Sehingga langkah kerja, urutan kerja, pengambilan keputusan, waktu yang tepat, penetapan standar kualitas dan kendali jadwal merupakan hal yang penting.
  • Tanggung jawab: Setiap macam tanggung jawab bisa menjadi beban bagi beberapa orang, namun tipe yang berbeda menunjukkan fungsi yang berbeda sebagai stresor.
  • Kondisi kerja
3) Kelompok: Keefektifan setiap organisasi dipengaruhi oleh sifat hubungan diantara kelompok. Karakteristik kelompok menjadi stresor yang kuat bagi beberapa individu. Ketidakpercayaan dari mitra pekerja secara positif berkaitan dengan peran ganda yang tinggi, yang membawa pada kesenjangan komunikasi diantara orang- orang dan kepuasan kerja yang rendah. Atau dengan kata lain adanya hubungan yang buruk dengan kawan, atasan, dan bawahan.
4) Organisasional: Adanya desain struktur organisasi yang jelek, politik yang jelek dan tidak adanya kebijakan khusus.

Sumber stres kerja menurut Carry Cooper (dikutip Jacinta F, 2002) ada 4 yaitu:

1) Kondisi pekerjaan, meliputi
  • Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, jika ruangan tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadahi, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
  • Overload. Overload dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam tegangan tinggi. Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit sehingga menyita kemampuan karyawan.
  • Deprivational stres. Kondisi pekerjaan tidak lagi menantang, atau tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial (kurangnya komunikasi sosial).
  • Pekerjaan beresiko tinggi. Pekerjaan yang beresiko tinggi atau berbahaya bagi keselamatan, seperti pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara, dan sebagainya.
2) Konflik peran: Stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu yang diharapkan oleh manajemen. Akibatnya sering muncul ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga ahirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. Para wanita yang bekerja mengalami stres lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Masalahnya wanita bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga.
3) Pengembangan karir: Setiap orang pasti punya harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Namun cita- cita dan perkembangan karir banyak sekali yang tidak terlaksana.
4) Struktur organisasi: Gambaran perusahaan yang diwarnai dengan struktur organisasi yang tidak jelas, kurangnya kejelasan mengenai jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab, aturan main yang terlalu kaku atau tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak jelas serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan menjadi stres.

Adanyana Manuaba (2005:4), menyebutkan bahwa stres yang berkaitan dengan pekerjaan, dapat disebabkan oleh:

1) Tuntutan pekerjaan terlalu berat atau terlalu rendah
2) Pekerja tidak punya hak/ tidak diikutkan dalam mengorganisir kerja mereka
3) Dukungan rendah dari manajemen dan teman sekerja
4) Konflik karena tuntutan yang tinggi seperti tercapainya kualitas dan produktivitas.
Pengendalian yang buruk terhadap penyebab stres kerja dapat berakibat pada penyakit dan menurunnya penampilan dan produktivitas. Stres kerja dapat disebabkan oleh beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan yang rendah, iklim kerja yangtidak menentu, autoritas yang tidak memadahi yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan perusahaan, dan frustasi (Anwar Prabu, 1993: 93).
Ashar Sunyoto (2001: 381), mengelompokkan faktor-faktor penyebab stres dalam pekerjaan yaitu:
1) Faktor- faktor intrinsik dalam pekerjaan

Meliputi tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik berupa bising, vibrasi (getaran), higene. Sedangkan tuntutan tugas mencakup:
  • Kerja shift atau kerja malam: Kerja shift merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Para pekerja shift lebih sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan perut daripada para pekerja pagi, siang dan dampak dari kerja shift terhadap kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan perut.
  • Beban kerja: Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres.
  • Paparan terhadap risiko dan bahaya: Risiko dan bahaya dikaitkan dengan jabatan tertentu merupakan sumber stres. Makin besar kesadaran akan bahaya dalam pekerjaannya makin besar depresi dan kecemasan pada tenaga kerja.
2) Peran individu dalam organisasi: Setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan- aturan yang ada dan sesuai yang diharapkan atasannya. Namun tenaga kerja tidak selalu berhasil memainkan perannya sehingga timbul:
(a) Konflik peran
(b) Ketaksaan peran: Ketaksaan peran dirasakan jika seseorang tenaga kerja tidak memiliki cukup informasi untuk dapat melaksanakan tugasnya, atau tidak mengerti atau tidak merealisasikan harapan- harapan yang berkaitan dengan peran tertentu.
3) Pengembangan karier: Pengembangan karir merupakan pembangkit stres potensial yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih dan promosi yang kurang.
4) Hubungan dalam pekerjaan: Harus hidup dengan orang lain merupakan salah satu aspek dari kehidupan yang penuh stres. Hubungan yang baik antar anggota dari satu kelompok kerja dianggap sebagai faktor utama dalam kesehatan individu dan organisaasi.
5) Struktur dan iklim organisasi: Kepuasan dan ketidakpastian kerja berkaitan dengan penilaian dari struktur dan iklim organisasi. Faktor stres yang ditemui terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat terlibat atau barperan serta dalam organisasi.
6) Tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan: Kategori pembangkit stres potensial ini mencakup segala unsur kehidupan seorang yang dapat berinteraksi dengan peristiwa- peristiwa kehidupan dan kerja didalam satu organisasi dan dengan demikian memberikan tekanan pada individu. Isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan- keyakinan pribadi dan organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan perusahaan semuanya dapat merupakan tekanan pada individu dalam pekerjaannya.
7) Ciri individu Stres ditentukan oleh individunya sendiri, sejauhmana ia melihat situasinya sebagai penuh stres.

Sarafino (dikutip Bart Smet, 1994: 117) membagi penyebab stres kerja menjadi 4 yaitu:

1) Lingkungan fisik yang terlalu menekan seperti kebisingan, temperatur atau panas yang terlalu tinggi, udara yang lembab, penerangan di kantor yang kurang terang.
2) Kurangnya kontrol yang dirasakan
3) Kurangnya hubungan interpersonal
4) Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja. Para pekerja akan merasa stres bila mereka tidak mendapatkan promosi yang selayaknya
mereka terima.

Sedangkan menurut Igor S (1997:248), stres kerja dapat disebabkan oleh:

(a) Intimidasi dan tekanan dari rekan sekerja, pimpinan perusahaan dan klien
(b) Perbedaan antara tuntutan dan sumber daya yang ada untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
(c) Ketidakcocokan dengan pekerjaan
(d) Pekerjaan yang berbahaya, membuat frustasi, membosankan atau berulang- ulang
(e) Beban lebih
(f) Faktor- faktor yang diterapkan oleh diri sendiri seperti target dan harapan yang tidak realistis, kritik dan dukungan terhadap diri sendiri.

B. Stress Kerja Karena "Atasan"

Sebuah studi yang dilakukan di Baylor University’s Hanmaker School of Business,
Texas, menemukan bahwa karyawan yang memiliki atasan menyebalkan kebanyakan memiliki jalinan cinta yang buruk.

Namun seperti yang disitat Cosmopolitan, berita baiknya ialah atasan bukan alasan sebenarnya hubungan tersebut buruk, melainkan stres yang diakibatkan oleh atasan.

Wah, kenapa ya atasan bisa memicu seseorang stress?? Alasannya adalah perintah atasan yang mungkin menuntut kesempurnaan hasil kerja, deadline yang mencekik adalah beberapa alasannya. Ya mau gimana lagi, kalau kita mau melawan, dia adalah atasan kita. Ya lalu, bagaimana sih ciri-ciri atasan yang bikin stress, berikut ini adalah beberapa contohnya:

Konsultan senior di Common Sense work.com, Ramon Greenwood, menyarankan para Bos mengenali sifat kepemimpinan.

Menurut Greenwood karakter bos yang kurang luwes dan kerap bertindak menakutkan bagi karyawan menciptakan organisasi dipenuhi kecemasan, keraguan, dan ketidaknyamanan. "Karyawan lebih terfokus dengan pekerjaan rutinitas dibandingkan berpikir masa depan, karena takut disalahkan," katanya.

Berikut sifat-sifat Bos yang tidak disukai menurut Greenwood.

1. Memegang kontrol secara mutlak, kukuh tidak mau mendelegasikan wewenang. 
2. Kerap mengganggu pekerjaan staf, misalkan dengan cara mengecek atau menanyakan perkembangan pekerjaan tanpa mempedulikan waktu.
3. Terus-menerus mempertahankan posisinya. Kritik dianggap sebuah serangan atas jabatannya.
4. Merasa benar dan tidak mengakui kesalahannya. Bos seperti ini paling antusias memarahi jika menemukan stafnya melakukan kesalahan. Tetapi jika dirinya melakukan kesalahan, dia akan menyalahkan orang lain.
5. Sering menolak membuat keputusan. 
6. Kerap mengingatkan stafnya bahwa dia adalah bos.
7. Tidak suka ditertawakan tapi suka menertawai orang lain.

C. Gejala Stres

1. Gejala stres di kepala
Pernahkah anda merasa depresi, cemas, mood berubah, berpikir negatif, dan gangguan tidur? Jika merasakannya, ada baiknya segera melakukan relaksasi. Pasalnya itu adalah gejala stres.

2. Gejala stres di jantung dan paru-paru
Dua organ ini bisa menjadi penanda kondisi anda. Biasanya stres ditandai dengan masalah jantung, menggigil, dan tekanan darah tinggi.

3. Gejala stres di kulit
Pada kulit, stres biasanya ditandai dengan keringat, eksim dan psoriasis atau peradangan kronis pada kulit.

4. Gejala stres pada otot
Jangan biarkan ketika otot kaku dan nyeri. Karena itu tanda anda kehilangan fungsi otot. Segeralah beristirahat atau melakukan relaksasi.

5. Gejala stres pada sistem pencernaan
Biasanya stres bisa dilihat pula pada sistem pencernaan. Tanda-tandanya antara lain, ulkus kronis, hilang nafsu makan, dan sindrom iritasi usus besar.

6. Gejala kesehatan pada kesehatan secara umum
Stres juga membuat kekebalan tubuh seseorang menurun. Ini membuat orang tersebut mudah terserang penyakit.


D. Strategi Coping Menghadapi Atasan yang bikin stress

Nah sekarang dibahas nih tips untuk supaya kita ga stress lagi menghadapi atasan, beberapa contohnya:

Berikut ini ada beberapa cara mengatasi stres menurut Yayasan Art of Living (AOL), yakni :

1.   Duduklah, bersila atau di kursi dengan tulang punggung tegak dan mata terpejam
2.   Kedua tangan disamping bahu dan kepalkan
3.   Ambil napas, sambil kedua tangan  didorongkan cepat ke atas dengan tekanan seolah menyangga langit.
4.   Tarik kuat ke bawah sampai mengepalakn tangan lagi ke posisi semula dibarengi dengan membuang napas, sampai di sini dihitung satu gerakan
5.   Ulangi gerakan itu hingga hitungan ke 20
6.   Setelah jeda sejenak, lanjutkan sampai tuntas hitungan 20 kedua. Ulangi hingga selesai hitungan 20 ketiga
7.   Masih dalam posisi duduk, telapak tangan di paha menghadap ke atas, ambil napas panjang pelan-pelan lalu keluakan napas pelan-pelan
8.   Langkah ketujuh dilakukan beberapa menit sampai benar-benar terasa rileks. Bisa liam menit, 10 menit, 20 menit, bahkan lebih.

Catatan : dalam meditasi AOLini pikiran-pikiran/perasaa-perasaan yang muncul bagi negatif/positif dibiarkan alias diterima bukan ditentang).

Tips Mengatasi Stress

Selain dengan melakukan meditasi, cara mengatasi stres yang lainnya adalah :

1.   Aromaterapi

Cara mengatasi stres dengan aromaterapi saat ini sudah banyak digunakan dalam membantu mengurangi stress. Dan berdasarkan dari berbagai sumber yang muncul, kebanyakan aroma dari tumbuhan herbal yang dihasilkan sudah terbukti bisa memberikan efek atau dampak baik rileks dan juga ketenangan dalam pikiran. Misalnya salah satunya adalah minyak lavender yang membantu mengatasi sakit kepala, susah tidur atau insomnia, serta mengatasi depresi. Selain itu, aroma wewangian mawar juga membantu meningkatkan daya ingat seseorang, meningkatkan gairah dan juga membantu meredakan sakit kepala sebelah atau penyakit migrain. Sedangkan aroma bunga camomil akan membantu memberikan rasa tenang dan perasaan dengan lebih menyeluruh.

2.   Tertawa

Cara mengatasi stress dengan tertawa adalah salah satu aktivitas atau kegiatan yang baik untuk ksehatan Anda. Tertawa akan membangun kehidupan Anda menjadi lebih menyenangkan dan lebih baik. Selain itu, tertawa mampu menurunkan kadar tekanan darah, membantu meningkatkan aliran darah dari seluruh tubuh. Tertawa bukan hanya dilakukan disaat situasi yang benar-benar tepat misalnya ada suatu hal yang lucu, namun untuk orang yang melankoli tertawa merupakan salah satu hal berat untuk bisa direalisasikan. Untuk membuatnya tertawa maka harus ada hal yang benar-benar lucu. Anda bisa menggunakan daya imajinasi Anda.

3.   Mendengarkan musik

Anda bisa mencari lagu kesukaan Anda dan bisa mendengarkannya sambil tiduran. Lupakanlah semua masalah yang sedang Anda alami dan lebih fokus pada musiknya. Musik bisa membantu untuk membuat otak Anda menjadi lebih rileks. Dan selain itu juga Anda bisa bermain alat musik misalnya adalah dengan bermain gitar membantu mengatasi stres yang Anda alami.


4.   Bermain game

Ini merupakan salah satu cara mengatasi stres yang banyak juga dilakukan. Anda bisa melupakan semua masalah dan lebih fokus dengan game yang sedang Anda mainkan. Sebaiknya jangan bermain game yang membutuhkan pikiran ekstra atau berlebihan.

5.   Positif Thinking

Pastinya semua orang pernah mengalami suatu ujian. Cara yang paling tepat dalam mengatasinya adalah dengan berpositif thinking. Anda harus mempunyai pikiran bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya dan Anda bisa mengambil pelajaran darinya.
Jika Anda mempunyai masalah dan ingin selesai dengan lebih cepat, Anda bisa meminta saran dari teman Anda atau orang terdekat Anda. Sebaiknya jangan menyepelekan masalah namun jangan terlalu keras berpikir mengenai beban pikiran yang sedang alami karena hal ini malah akan membuat Anda menjadi semakin stres dan bisa membuat semangat Anda menjadi berkurang.

Tips tambahan untuk menghadapi Atasan yang membuat stress

·                         ·         Menjaga hubungan baik dengan bos anda. Menjalin sebuah hubungan yang baik bisa anda mulai dari anda menyelesaikan pekerjaan dengan sangat baik dan sesuai waktu deadline. Anda juga bisa makan siang bersama atau sekedar ngopi bersama. Cari sebuah kesempatan yang baik, agar anda dapat menawarkan makan siang bersama dengan bos anda. Ini dilakukan agar anda bisa lebih akrab dengan bos anda.
·         Jangan takut untuk menghubunginya. Jika ada sesuatu yang penting, sebaiknya anda segera menghubungi bos anda. Jangan terlalu takut untuk menghubunginya. Beberapa tipe seorang pemimpin sering beranggapan bahwa anda kurang kompeten jika anda sering menghindarinya atau bahkan anda takut kepada bos anda tersebut.
·         Disiplin waktu. Mungkin bos anda tersebut bukanlah seseorang yang selalu tepat pada waktu, namun semua itu tidak usah anda ikuti. Anda juga tidak perlu mengkritisinya sebab yang harus anda fokuskan ialah kualitas kerja anda sendiri. Jangan terlalu menghiraukan orang lain, tetaplah fokus pada apa yang sedang anda kerjakan.
·         Akui jika anda melakukan kesalahan. Jika anda ternyata melakukan sebuah kesalahan, maka ada baiknya anda mengakui kesalahan tersebut. Tidak usah melontarkan janji atau memohon minta maaf. Anda hanya perlu meminta maat serta mengakui bahwa anda melakukan kesalahan tersebut. Apapun komentar yang dikeluarkan oleh bos anda, buktikan pada bos anda bahwa anda masih layak dipertahankan dengan belajar dari sebuah kesalahan.
·         Jangan anggap bos anda sebagai dewa. Mungkin anda salah jika anda menganggap bos anda tersebut dewa. Bos anda tersebut memang memiliki posisi tertentu di perusahaan, namun bos anda tetaplah manusia biasa. Tentunya bos anda juga pernah melakukan kesalahan, mereka hanya memiliki kemampuan serta keinginan yang lebih sehingga bisa menjadi panutan di perusahaan tersebut.
·         Hidup yang lebih tertata. Jadilah seorang karyawan yang teratur juga tidak berantakan. Keteraturan ini juga menunjukan pribadi, kinerja serta apa yang tengah anda pikirkan. Apabila anda termasuk orang yang berantakan, mulai sekarang ada baiknya anda belajar lebih teratur. Hidup yang tertata juga bisa membuat anda lebih diandalkan oleh bos anda.

Okeedeh sekian dari aku, see you next time:) 





Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar